Kisah Juru Masak Kapal Perang Markas KRI Makassar

Kisah Juru Masak Kapal Perang Markas KRI Makassar
Priyando (kiri) dan Alfan Khoirul menunjukkan kemahiran memasak cepat di dapur rumah jabatan komandan satuan kapal amfibi. Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

Berbagai kisah mengantar pergi-pulang ke Arab Saudi menjadi pengalaman suami Purwaningsih itu. Setelah kapal tersebut pensiun, keberangkatan CJH menggunakan moda angkutan udara. Priyando kemudian mengawaki dapur KRI Tanjung Kambani selama enam tahun.

Sementara itu, setelah menjalani pendidikan dasar militer dan lanjutan, Alfan ditempatkan di KRI Teluk Mandar mulai 1988. Selama enam tahun dia bertugas sebagai asisten administrasi suku cadang sampai 1994. Setelah itu, dia dimutasi mengawaki korvet antikapal selam KRI Sutedi Senaputra hampir 12 tahun.

Berkat pengalaman itu, penugasan di KRI Makassar hingga kini dapat mereka lalui dengan lancar. Tantangan terberat sebelum menjamu presiden dan petinggi negara adalah melayani masyarakat yang mudik selama masa Lebaran lalu. Ketika itu Kemenhub dan TNI-AL bekerja sama menyiapkan armada angkutan laut untuk mudik dan balik Lebaran gratis bagi 1.700 pemudik. Rutenya Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta,–Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, pergi-pulang.

Jumlah penumpang ekstra membuat mereka lebih bersabar dan disiplin. ’’Istirahat malam belum nyenyak, tahu-tahu masuk waktunya menyiapkan masakan untuk sarapan pagi,’’ kenang Alfan.(*/c6/dos/jawapos)

 

Kamis siang (18/9) yang terik di Dermaga Semampir, Mako Armatim, KRI Makassar baru sandar. Kapal itu bagian dari armada pendukung di lingkungan Satuan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News