Kisah-Kisah Menarik di Balik Renovasi Masjid di Kompleks Istana Presiden

Paspampres Siaga Hendak Menembak, Ternyata Ban Truk Meletus

Kisah-Kisah Menarik di Balik Renovasi Masjid di Kompleks Istana Presiden
Chairman/Chief Executive Designer BD+A Design Irvan A (tengah) bersama 2 arsiteknya, Andi Suwandi (kiri) dan Dyah Murwandari (kanan). Foto : Sofyan Hendra/JAWA POS
Karena arah kiblat tidak akurat, Masjid Baiturrahim di kompleks Istana Presiden direnovasi. Berikut cerita-cerita menarik di balik pemugaran masjid yang kali pertama dibangun pada masa Presiden Soekarno itu.

=====================
SOFYAN HENDRA, Jakarta
=====================

SIANG itu puluhan pekerja dipusingkan oleh batu hitam bergaris tengah tak lebih dari 1 meter di Masjid Baiturrahim. Seharusnya, batu tersebut bisa diangkat dua orang dewasa. Tapi, berkali-kali dicoba, tak ada pekerja yang mampu menggesernya.

Batu yang dinaungi cungkup tersebut adalah salah satu ikon Masjid Baiturrahim di kompleks Istana Presiden, Jakarta. Untuk perluasan masjid, batu itu harus digeser. Selama ini, batu tersebut berfungsi sebagai tempat wudu. Terdapat lubang di tengah batu itu. Pada lubang tersebut tertanam keran. Karena itu, sepintas batu tersebut mirip dengan sumber air.

Karena batu tak kunjung bisa dipindahkan, diadakan selamatan. Maka, batu itu akhirnya bisa dipindahkan. "Sebenarnya, percaya tidak percaya, sih. Tapi, itulah yang terjadi," kata Dyah Murwandari, salah seorang arsitek PT BD+A Design, perusahaan yang dipercaya merenovasi Masjid Baiturrahim.

Batu tersebut kini tetap ada. Namun, fungsinya berubah. Batu tersebut hanya dijadikan sebagai salah satu ornamen pelataran masjid. Cungkupnya diangkat. "Kami tak ingin ada kesan pengultusan," tutur perempuan berjilbab tersebut.

Kisah pengangkatan batu hitam itu adalah salah satu cerita di balik pemugaran Masjid Baiturrahim, yang pembangunan fisiknya berlangsung sekitar delapan bulan. Ide pemugaran berawal dua tahun lalu atas usulan Hatta Rajasa. Kala itu Hatta masih menjabat Mensesneg. Pembangunan masjid dilanjutkan pada masa Mensesneg Sudi Silalahi.
Pemugaran dilakukan karena arah kiblat masjid yang bersebelahan dengan Istana Merdeka tersebut tidak akurat. Selain itu, kapasitas masjid sudah tak mencukupi untuk menampung seluruh jamaah saat salat Jumat dilaksanakan.

Sepintas, masjid tersebut tak berbeda dengan masjid-masjid perkantoran lain. Fungsinya lebih banyak untuk salat Jumat. Namun, masjid itu menjadi istimewa karena didesain sendiri oleh Presiden Soekarno dan arsitek RM Soedarsono. Karena merupakan prakarsa presiden pertama RI, tim dari BD+A Design berusaha tidak memberangus desain asli.

"Kami sangat respek terhadap Soekarno. Jadi, sedapatnya tidak mengganggu gugat desain asli," tutur Irvan A. Noe"man, chairman/chief executive designer BD+A Design. Project leader renovasi Masjid Baiturrahim itu dan timnya ditemui Jawa Pos di kantornya, kawasan Rawamangun, Jakarta, Selasa (12/10).

Karena arah kiblat tidak akurat, Masjid Baiturrahim di kompleks Istana Presiden direnovasi. Berikut cerita-cerita menarik di balik pemugaran masjid

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News