Kisah Nenek Ramlia, Rela Makan Pisang Bakar Demi Biaya Sekolah Cucu

Kisah Nenek Ramlia, Rela Makan Pisang Bakar Demi Biaya Sekolah Cucu
TULANG PUNGGUNG: Nenek Ramlia Lanoni, 70, (kiri) saat ditemui di rumahnya, Sabtu (17/6). Foto: SAMSUDIN CHALIL/MALUT POST

jpnn.com - Ramlia Lanoni, 70, bertekad menyekolahkan cucunya yang ditinggal orang tua. Menjadi tulang punggung, banyak hal yang harus ia korbankan.

SAMSUDIN CHALIL, Daruba

Perempuan tua itu tengah mencuci pakaian di sumur depan rumahnya. Usia 70 tahun tak mengurangi sedikit pun gesit tubuhnya.

Ia berpenampilan sederhana. Berdaster tua dengan handuk kecil yang diikatkan ke kepalanya.

Di belakang si nenek, berdiri rumah yang tak kalah sederhananya. Berdinding papan dan beratap rumbia, rumah mungil itu berkamar dua.

Di sanalah, nenek Ramlia Lanoni dan cucunya Rifani, 12, tinggal. Berdua saja.

Sehari-hari, Ramlia harus menghidupi dirinya sendiri dan sang cucu. Sudah 12 tahun warga Desa Wewemo, Morotai Timur, Maluku Utara, itu harus mengasuh cucunya. Sejak orang tua Rifani, Jumlia Ube dan Asnal Sappi, berpisah.

"Setelah pisah, Rifani mereka titipkan ke orang lain di Desa Mira. Usianya baru 7 bulan saat itu," tutur Ramlia, Sabtu (17/6).

Ramlia Lanoni, 70, bertekad menyekolahkan cucunya yang ditinggal orang tua. Menjadi tulang punggung, banyak hal yang harus ia korbankan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News