Kisah Nenek Ramlia, Rela Makan Pisang Bakar Demi Biaya Sekolah Cucu

Kisah Nenek Ramlia, Rela Makan Pisang Bakar Demi Biaya Sekolah Cucu
TULANG PUNGGUNG: Nenek Ramlia Lanoni, 70, (kiri) saat ditemui di rumahnya, Sabtu (17/6). Foto: SAMSUDIN CHALIL/MALUT POST

"Saya selalu bilang pada cucu, sabar dan berdoa. Mudah-mudahan saya bisa kuat untuk mengantarkannya hingga bangku SMA," ucapnya.

Ramlia yang telah ditinggal mati suaminya itu memiliki 11 anak. 2 diantaranya sudah meninggal dunia. Salah satu anak Ramlia, yakni Rasid Sappi, juga tinggal di Wewemo.

Meski begitu, Ramlia tak ingin menjadi beban anaknya. Ia juga menolak tinggal bersama mereka. "Saya harus besarkan cucu dengan keringat saya sendiri. Saya tidak ingin membebani anak-anak yang lain," tuturnya.

Ramlia sendiri sudah masuk daftar lansia yang akan menerima bantuan Rp 3 juta per tahun dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulau Morotai.

Sayangnya hingga saat ini bantuan tersebut tak pernah diterimanya. "Kalau memang betul bantuan itu ada, saya gunakan untuk biaya sekolah cucu saya," ungkapnya.

Selama 12 tahun membesarkan Rifani, tak sekali pun kedua orang tua Rifani datang menjenguk. Tak pula sesen biaya hidup Rifani diberikan. Seakan bagi orangtuanya, Rifani maupun Ramlia tak ada di dunia ini.

"Saya juga tidak pernah berharap kedua orang tua Rifani untuk datang. Selama saya masih bisa mencukupi kebutuhan Rifani sehari hari," tutupnya dengan raut wajah sedih.(din/kai)

Ramlia Lanoni, 70, bertekad menyekolahkan cucunya yang ditinggal orang tua. Menjadi tulang punggung, banyak hal yang harus ia korbankan.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News