Kisah Pak Guru di Daerah Pedalaman, Baju Berlumpur Hal Biasa

Kisah Pak Guru di Daerah Pedalaman, Baju Berlumpur Hal Biasa
Pak Guru Muhammad Yusuf enjoy menembus banjir yang biasa terjadi di lokasi sekolahnya di Desa Jingah Bujur Kecamatan Haur Gading, Hulu Sungai Utara. Foto: MUHAMMAD AKBAR/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

"Manusiawi pertama tentu adaptasi. Namun setelah menjalani kurang lebih 11 tahun malah sudah menjadi bagian tak terpisahkan dengan sekolah tersebut," ujarnya, sembari mengatakan banjir Sungai Nagara dan Tabalong sudah biasa dihadapi.

Dalam mengajar, pria yang dikenal cukup kocak ini tak jarang meminjamkan laptop, handycam pribadinya kepada siswa. Dia melatih mereka juga demi praktik sebagai kameramen peliputan, presenter.

Bahkan tak jarang juga duit pribadinya digunakan untuk membantu siswa saat praktik meliput. Inisiatifnya itu dibaca dan beredar di media sosial, dam membuat Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel saat itu mengganjar bantuan komputer bagi sekolah, hingga semakin memotivasi siswa.

"Niat awalnya aktif bermedsos membagikan kabar kegiatan sekolah, tidak lain untuk memberikan info dan mengobati rasa rindu alumnus terhadap sekolahnya. Respons cukup bagus sampai saat ini," sampainya.

Ada saran bagi sesama pengajar di tempat terpencil? "Guru itu, sesulit apapun jalan dan medan harus dilalui menuju anak didik. Cuma satu niat mengabdi. Kalau ada nikmatinya anggap saja bonus. Itu lebih baik," katanya. (mar/ay/ran)


Muhammad Yusuf, guru yang mengajar di daerah pedalaman, akrab dengan debu saat kemarau, baju berlumpur saat musim hujan.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News