Kisah Para Pemain Timnas Pelajar U-13 yang Telantar di Filipina

Kisah Para Pemain Timnas Pelajar U-13 yang Telantar di Filipina
Timnas Pelajar U-13 Juara Pinas Cup 2015 di Filipina. Foto: Sidiq Maulana Tualeka/Jawa Pos

SKUAT Timnas U-13 tak bisa menginap di hotel karena dana akomodasi habis untuk membayar denda imigrasi. Namun, bisa tetap juara di tengah berbagai keterbatasan berkat spirit tinggi dan skill yang menonjol.
--------------------
Sidik Maulana Tualeka, Jakarta
--------------------
SORE itu, Achmad Zein Nuralif bersolek betul. Rambutnya dibasahi secolek gel agar bisa dibentuk ala mohawk. Tubuhnya dibalut baju bertulisan Timnas U-13 Indonesia yang dipadu dengan skinny jeans.

Alif sengaja tampil seganteng-gantengnya karena sore itu dirinya dan 11 rekan setimnya di timnas pelajar U-13 akan balik ke tanah air. Mereka sudah tak sabar meninggalkan Manila, Filipina, untuk memamerkan trofi Pinas Cup 2015.

Itulah trofi yang dimenangi Alif dkk setelah bertungkul lumus sejak 28 Oktober hingga sukses di final dua hari berselang. ’’Campur aduk senangnya waktu itu. Bangga karena bisa juara sama gembira bisa segera ketemu keluarga di rumah,’’ kenang Alif tentang persiapannya balik ke Jakarta pada Minggu sore (1/11) itu.

Tapi, semua bayangan indah tersebut buyar seketika setelah mereka tiba di Ninoy Aquino International Airport, Manila. Ketua Delegasi Indonesia Gatut Hari Suparjanto mengumumkan bahwa mereka batal terbang ke Jakarta sore itu. Sebab, pesawat yang sedianya dinaiki sudah terbang 15 menit sebelum mereka tiba di bandara.

Alif masih ingat, begitu mendengar kabar itu, seluruh pemain langsung saling berpelukan. Tidak sedikit anak-anak yang rata-rata kelahiran 2002 tersebut yang menitikkan air mata. Maklum, mereka baru kali pertama itu ke luar negeri.

’’Yang ada di pikiran kami saat itu, terus kami harus bergantung kepada siapa di Filipina?’’ ujar arek Suroboyo tersebut polos saat ditemui bersama rekan-rekan setimnya di Taman Mini Indonesia Indah, Jumat (6/11).

Pemain lain, Katon Adi Pangestu, juga heran dan kesal mengapa dirinya serta 11 pemain lain tak bisa pulang hari itu juga. ’’Kalau batal terbang, kan mestinya bisa cari penerbangan lain,’’ ungkap Katon.

Kekesalan yang diungkapkan Katon itu wajar. Sebab, alasan tak bisa pulang karena terlambat tiba di bandara memang konyol. Anak-anak yang telah mengharumkan nama Indonesia itu akhirnya baru bisa pulang empat hari kemudian (5/11) setelah Kemenpora membiayai kepulangan mereka.

SKUAT Timnas U-13 tak bisa menginap di hotel karena dana akomodasi habis untuk membayar denda imigrasi. Namun, bisa tetap juara di tengah berbagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News