Kisah Pelecehan Seksual di Penjara Yaman, Sungguh Biadab

Kisah Pelecehan Seksual di Penjara Yaman, Sungguh Biadab
Ilustrasi penjara. Foto: Pixabay

jpnn.com, SANAA - Jam menunjukkan pukul 08.00 saat petugas membuka sel-sel di penjara Beir Ahmed, Aden, Yaman, pada 10 Maret lalu. Seluruh tahanan diminta berbaris di lapangan hingga tengah hari.

Siksaan itu belum seberapa. Sekitar 15 petugas yang memakai penutup kepala datang. Wajah mereka tak terlihat. Tetapi, dari aksennya, jelas bahwa para petugas itu adalah orang Uni Emirat Arab (UEA).

Petugas dari UEA tersebut memerintahkan agar semua mata tahanan ditutup. Tangan mereka juga diborgol. Mereka dikelompokkan dan digiring ke ruang yang berbeda-beda. Di ruangan itulah siksaan dimulai. Seluruh tahanan diminta melepas pakaian dan berbaring.

Petugas kemudian membuka kaki mereka dan merogoh satu per satu anus tahanan. Alasannya, mereka mencari handphone yang mungkin diselundupkan ke dalam penjara. Kemaluan para tahanan juga dipegang-pegang.

Mereka yang mencoba melawan dipukuli dan ditakut-takuti oleh gonggongan anjing. Pada akhirnya, sebagian besar tahanan lelaki itu hanya bisa berteriak kesakitan dan menangis. Setelahnya, mereka dipaksa berdiri dan tetap telanjang.

’’Saat itu yang terlintas dalam pikiran saya adalah penjara Abu Ghraib,’’ ujar salah seorang tawanan yang memberikan kesaksian kepada Associated Press. Itu adalah penjara di Iraq, tempat para tentara AS melakukan pelecehan terhadap para tahanan selama perang berlangsung.

Insiden pelecehan masal awal Maret lalu tersebut kemungkinan besar dipicu aksi mogok makan dan protes yang dilakukan para penghuni sel.

Sebagian besar memang ditahan tanpa pernah diadili ataupun tahu kesalahannya. Para tahanan itu ditangkap hanya karena diduga anggota Al Qaeda atau alasan lainnya.

Pelecehan seksual di penjara Yaman, membuat para tahanan berdoa agar nyawa mereka segera dicabut saja

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News