Kisah Penjual Kursi Bambu Paling Sepuh di Ternate: Kalau Sampai Sudah Allahu Akbar...

Langkah Kakinya Mulai Terseok-seok

Kisah Penjual Kursi Bambu Paling Sepuh di Ternate: Kalau Sampai Sudah Allahu Akbar...
Penjual kursi bantu di Kota Ternate, Mahmud Jiko. FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - Di usia 85 tahun, Mahmud Jiko masih belum bisa hidup santai dan menikmati hari-hari tuanya. Tak ingin bergantung pada orang lain, ia rela berkeliling Kota Ternate sambil memikul kursi bambu atau rosban dalam bahasa Ternate.

Ika Fuji Rahayu, Ternate

Postur tubuh Mahmud Jiko tergolong kecil. Tinggi badannya kurang lebih 150 meter. Kurus, hingga tulang-tulangnya tampak menonjol. Langkah kakinya mulai terseok-seok. Kulitnya legam terbakar matahari yang tiap hari harus ia akrabi. Kerut di wajahnya menunjukkan usia yang tak lagi muda. Sudah 85 tahun. Separuh lebih dari usia tersebut ia habiskan bergelut dengan bambu.

Membuat dan menjual kursi santai yang terbuat dari bambu (oleh warga lokal disebut rosban, red) memang pekerjaan Mahmud sehari-hari. Bahkan ketika usianya telah sepuh, dan kondisi tubuhnya makin merapuh, ia masih harus berjalan kaki puluhan kilo untuk menjajakan kursi bambunya.

”Sekarang tidak buat rosban lagi. Hanya jual. Salah satu anak saya yang buat,” tutur Mahmud kala ditemui Malut Post (Grup JPNN) di rumahnya di Kelurahan Marikurubu, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate baru-baru ini.

Rosban yang dijual ayah lima anak ini terbuat dari bambu mentah. Beratnya sekitar 5 kilogram, dengan panjang yang melebihi tinggi tubuh Mahmud. Setiap hari, Mahmud harus memikul satu buah rosban berkeliling Kota Ternate untuk dijual.

Perjalanan dari Marikurubu ke pusat Kota Ternate saja sudah merupakan sebuah tantangan, sebab kelurahan ini terletak di lereng Gunung Gamalama. Belum lagi Mahmud masih harus melanjutkan perjalanannya ke kecamatan lain.

“Biasanya pikul rosban sampai ke Akehuda, Tobololo, Jambula, dan Sulamadaha,” kata pria yang tak bisa baca tulis ini.

Di usia 85 tahun, Mahmud Jiko masih belum bisa hidup santai dan menikmati hari-hari tuanya. Tak ingin bergantung pada orang lain, ia rela berkeliling

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News