Kisah Perempuan Australia Harus Berpura-pura Seperti Orang Kulit Putih di Tempat Kerja

Kisah Perempuan Australia Harus Berpura-pura Seperti Orang Kulit Putih di Tempat Kerja
Angelica Ojinnaka mengalami rasisme di sekolah menengah dan membuatnya menyembunyikan identitas "Afrika"-nya di kemudian hari. (ABC News: John Gunn)

Ditemukan di saat perempuan mewakili 46 persen dewan direksi di seluruh sektor, mereka yang berasal dari latar belakang budaya beragam (didefinisikan dalam laporan itu sebagai perempuan "non-Anglo Celtic") hanya menyumbang 5,7 persen dari jumlah direksi.

Bagaimana membuat tempat kerja bisa lebih inklusif

Tekanan 'code switch' ini dapat melemahkan upaya keberagaman di tempat kerja, menurut peneliti DCA dan rekan penulis laporan Virginia Mapedzahama.

"Ini tidak akan mengatasi hambatan sistemik ... yang kemudian mencegah mereka untuk menjadi pemimpin, karena apa yang mereka lakukan adalah menyesuaikan perilaku mereka agar sesuai, tapi bukan menghilangkan hambatannya," ujar Virginia.

Meskipun sulit bagi pemberi kerja untuk mengetahui apakah seorang karyawan melakukan 'code switching' atau tidak, Virginia mengatakan mereka perlu menyadari jika hal ini terjadi, kemudian bisa mengambil langkah untuk memastikan para pekerjanya tidak mengecualikan orang dari kategori tertentu untuk mendapat peluang kerja.

"Apa yang kami dorong kepada pemberi kerja adalah untuk benar-benar melakukan audit rasial untuk melihat beberapa hambatan yang mungkin ada, katakanlah dalam sistem perekrutannya, atau dalam sistem promosinya, atau dalam sistem memberikan penghargaan dalam organisasinya," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa tempat kerja sudah menerapkan kebijakan untuk mencapai keragaman gender yang lebih besar, tapi hanya menguntungkan perempuan berkulit putih atau Anglo-Celtic.

"Kelompok perempuan tertentu yang cenderung mendapat manfaat dari wacana [keragaman gender] itu... dan mereka cenderung berkulit putih, kelas menengah, heteroseksual, perempuan bertubuh sehat [bukan difabel], jadi perlu ada diskusi yang lebih luas," katanya.

Prototipe seorang pemimpin sering didefinisikan sebagai "karakteristik yang diasosiasikan secara normal dengan laki-laki kelas menengah kulit putih", dan hal ini juga perlu ditantang, dan mencari perempuan-perempuan dari beragam budaya untuk bisa menjadi mentor.

Para perempuan yang terpinggirkan karena ras mereka mengaku berupaya untuk berperilaku seperti orang kulit putih agar bisa diterima di tempat kerja mereka di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News