Kisah Perjuangan Manggala Agni 3 : Kumandangkan Adzan Saat Dikepung Api

Kisah Perjuangan Manggala Agni 3 : Kumandangkan Adzan Saat Dikepung Api
Manggala Agni lebih banyak tinggal dalam hutan. Foto: Ist

Faktor angin telah membuat api begitu cepat berubah arah. Membakar apa saja yang menghadangnya, mulai dari ilalang, rerumputan, hingga pepohonan. Jarak dari barak hanya tinggal 1,5-2 Km.

BACA JUGA : Menjaga Benteng Terakhir Jilatan Kepala Api

Azmi dan kawan-kawannya mulai panik. Karena di dalam barak, ada peralatan dan logistik mereka. Sekuat tenaga dengan sisa tenaga, mereka lantas memblokade jilatan api yang sedang menuju barak.

''Tim yang bertugas menyelamatkan barak hanya 6 orang, saya yang paling depan menghadang api dengan memegang kepala selang,'' kata Azmi yang sudah menjadi Manggala Agni sejak tahun 2002 ini.

Dengan hanya mengandalkan satu selang, Azmi dan kawan-kawan hanya bisa pasrah saat melihat besarnya lidah api. Saat itu di belakangnya, tak jauh dari barak, Azmi melihat ada kanal kecil.

''Saya terus memandang ke arah api yang datang, lalu mandang ke belakang. Mandang ke depan, lalu mandang lagi ke belakang. Pokoknya kalau api tak bisa dihadang, kami harus lompat ke dalam kanal, dan hanya bisa pasrah apapun yang akan terjadi. Bisa dipastikan kami akan terbakar,'' kata Azmi.

Kisah Perjuangan Manggala Agni 3 : Kumandangkan Adzan Saat Dikepung Api

Api terus menjadi-jadi menderu ke arah mereka. Seketika Azmi yang sudah dipenuhi dengan kepasrahan, sekaligus ketakutan, mengambil air wudhu dari selang pemadamnya. Iapun lantas berdiri ke arah jilatan api dan mengumandangkan Adzan.

Beratnya lokasi titik api di lokasi yang dekat dengan rumah atau pondok warga juga menyisakan kisah pilu bagi Manggala Agni.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News