Kisah Petani Buah Naga, Sempat Tertipu karena tak Bisa Baca Tulis, Kini...

Kisah Petani Buah Naga, Sempat Tertipu karena tak Bisa Baca Tulis, Kini...
Samirun, petani buah naga di Arso 14 Kabupaten Keerom saat memanen buah naga dengan menggunakan gunting di lahan buah naga yang terbentang seluas ½ hektar. Foto: Nur Said/Cepos/JPNN.com

Pria berdarah Jawa ini mengaku saat awal membeli bibit sempat tertipu. Namun berkat usaha dan kerja kerasnya ia berhasil menjadi petani Buah Naga di Arso 14 dan pusat-pusat perbelanjaan di Jayapura menjadi penampung hasil panennya.

Tidak bisa membaca dan menulis, tak jadi halangan bagi Samirun untuk belajar menjadi petani buah naga dan berhasil seperti sekarang ini. Bahkan awal membuka kebun buah naga ini ia sempat tertipu. 

‘’Awalnya ada orang yang datang dan menawari saya untuk menjadi petani Buah Naga. Saya beli bibit dari Jawa melalui  dia 100  batang dengan harga Rp 15 juta. Kemudian saya pesan sendiri di Jawa dengan jumlah yang sama hanya Rp 2 juta,’’ungkapnya.

Baru kemudian ia sadar  kalau saat membeli bibit ia tertipu karena perbedaan harganya yang sangat jauh. ‘’Tapi ya sudahlah, itu saya jadikan pelajaran,’’ucapnya.

Di lahan seluas ½  hektar ini,  ia menanam bibit-bibit tersebut dan sebagai langkah awal ia tanam 170 pancang, tapi untuk saat ini sudah menjadi ribuan pancang. 

Pertumbuhan Buah Naga ini cukup pesat karena usia 6 bulan sejak tanam, ia sudah bisa panen dan dalam sebulan bisa panen 3 sampai 4 kali.    

Sedangkan perkembangannya dari bunga hingga buah siap panen hanya membutuhkan waktu 33 sampai 35 hari.‘

“Sekali panen bisa mendapat 1 sampai 3 kwintal, bahkan pernah mendapatkan 5 kwintal sekali panen,’’ jelasnya. 

PARA  petani di daerah transmigrasi Kabupaten Keerom, Papua, khususnya di Arso 14 mulai getol budidaya buah naga. Cara tanam dan perawatan yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News