Kisah Polisi yang Dikira Begal, Motornya Diseret Mobil Sampai Jauh

Kisah Polisi yang Dikira Begal, Motornya Diseret Mobil Sampai Jauh
Kisah Polisi yang Dikira Begal, Motornya Diseret Mobil Sampai Jauh

Dengan kecepatan tinggi, Arfan berusaha menghindar dari kejaran seseorang yang dikhawatirkan anggota geng motor tersebut. Begitu sampai di depan IGD RSUD dr Soetomo, mobilnya dihadang dua motor. Mobilnya sempat berhenti, tapi Arfan berupaya tetap jalan. 

Sebab, ketika itu dia masih mengira bila yang menghadangnya sekumpulan geng motor. Saat itu, motor Aiptu Suwarno terlepas dari bagian bawah kolong mobil. Karena ketakutan, Arfan sempat memutar Jalan Karang Menjangan kembali lagi ke Dharmawangsa sebanyak empat kali.

Mobil Hyundai Avega itu akhirnya benar-benar berhenti. Kali ini massa mengamuk. Mereka bertindak anarkistis dengan melemparkan benda-benda keras yang mengakibatkan kaca mobil pecah.

Ibunda Arfan, Widiastuti, menyatakan bahwa pihaknya adalah korban dalam peristiwa tersebut. Berdasar keterangan Arfan sebelumnya, keluarga menyimpulkan bahwa Aiptu Suwarno adalah polisi mbeling. "Kami menganggap Aiptu Suwarno mencoba memeras anak saya," tegasnya.

"Sekarang kalau dia memang bertugas, kenapa seragamnya mesti ditutupi jaket? Mana tahu anak saya bahwa dia polisi. Dia juga tidak sedang dinas. Lagi pula menindak kendaraan itu kan tugas polisi lalu lintas," lanjut Widiastuti.

Dia menambahkan, Aiptu Suwarno mungkin saja tahu bahwa penumpang di dalam mobil beda lawan jenis. Lantas, keluarga Arfan menilai Aiptu Suwarno mencoba meminta pungli. "Kakak saya juga polisi. Situasi itu bisa dimanfaatkan oknum seperti dia dengan alasan berpacaran di pinggir jalan. Kami akan laporkan dia ke propam," ujarnya.

Widiastuti mengungkapkan, ada oknum massa yang juga ditahan polisi. Menurut dia, dua orang yang main hakim sendiri dengan merusak mobil Arfan layak diproses hukum.

Di tempat terpisah, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengakui bahwa jajarannya menahan dua orang. "Benar, memang kami tangkap dan sedang menjalani pemeriksaan. Kami tidak mau ada orang yang melakukan tindakan anarkistis di Surabaya," jelas Takdir.

SURABAYA - Kecelakaan di Jalan Prof Dr Moestopo, Surabaya pada Selasa (14/7) lalu yang melibatkan anggota Sabhara Polrestabes Surabaya memasuki babak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News