Kisah Saidah, Janda si Guru Mengaji, Hidupi 8 Anaknya

Kisah Saidah, Janda si Guru Mengaji, Hidupi 8 Anaknya
Saidah, bersama dua anaknya Yusnia (kiri) dan Julistesia (kanan) di rumahnya di RT 20 Kelurahan Sebengkok, Tarakan Barat, Kamis (15/3). Foto: YUSTINA LUMBAA/RADAR TARAKAN/JPNN.com

Saidah dibayar seikhlasnya oleh para orang tua murid mengajinya, bisa Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu. Itu digunakannya untuk kehidupan sehari-hari bersama anak-anaknya.

Saidah sudah lama menjanda, sejak ia bercerai. Sang suami pergi meninggalkannya demi seorang perempuan lain.

Saidah mengajar mengaji dari rumah ke rumah. Karena tidak memiliki kendaraan, maka harus berjalan kaki dari rumah ke rumah.

“Demi anak dan untuk menyebarkan ajaran agama, memang harus bersusah-susah dahulu. Kalau tidak begitu, yah tidak akan bisa hidup,” ujarnya.

Saidah memiliki delapan anak yang saat ini seharusnya semuanya menempuh pendidikan.Tetapi karena keterbatasan ekonomi tiga dari delapan anaknya harus berhenti sekolah.

Anak Saidah yang pertama bernama Ramli (24) saat ini kuliah di Makassar bisa mandiri dengan beasiswa.

Ramli sempat hidup dan tinggal di panti asuhan karena Saidah tidak sanggup membiayai.

“Sempat saya titipkan di panti asuhan selama enam tahun, karena memang saya tidak memiliki biaya untuk merawat dia. Sedih juga dan kasihan, tetapi mau bagaimana lagi,” ungkapnya.

Saidah, janda yang juga seorang guru mengaji di daerah tempat tinggalnya, harus menghidupi 8 anaknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News