Kisah Sedih Mbah Poniman, Beruntung Banyak Warga yang Baik Hati

Kisah Sedih Mbah Poniman, Beruntung Banyak Warga yang Baik Hati
Poniman dibawa dan dirawat ke Rumah Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading Semarang. Foto: IG @ganjarpranowo

Namun, semenjak keluarga angkatnya meninggal dia akhirnya kehilangan tempat bernaung. Poniman kemudian bekerja serabutan sebagai penjaga rumah kosong dan buruh.

"Sudah sejak setahun ini Poniman mengeluh sakit di boyok (punggung). Kalau dibuat duduk mengeluh sakit," ujarnya.

Oleh karenanya warga berinisiatif untuk iuran membantu Poniman. Warga setiap hari bergiliran memberi makan Poniman.

Selain itu, warga pun beriur untuk membayar seorang perawat. Setiap kepala keluarga beriur Rp 12 ribu per bulan.

"Yang merawat Poniman ya saya, setiap hari saya mengambil makanan dari warga kemudian saya antarkan. Lalu kalau dia mau mandi saya bopong. Kalau buang kotoran, saya yang buang dan bersihkan," ujarnya Nurdianto.

Kepala Panti Pelayanan Sosial Anak Mandiri Erry Raharjono mengatakan evakuasi Poniman menuju fasilitas pelayanan lansia di Pucang Gading, dilakukan pada Sabtu sore. Sebelum dipindahkan, Poniman terlebih dahulu menjalani tes Covid-19.

"Selanjutnya akan dipenuhi kebutuhan dasar mulai dari makan, ada layanan konseling, senam sehat, makanan tambahan berupa puding dan pakaian," jelasnya.

Poniman sebelumnya adalah penerima manfaat Kartu Jateng Sehat (KJS). Saat penyaluran kedua, yang dilakukan Kepala Dinsos Jateng Harso Susilo, pun meminta Poniman dirawat di panti sosial milik pemprov.

Poniman memang hidup sebatang kara. Dia juga mengalami kelumpuhan setahun terakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News