Kisah Seorang Syekh yang Menggelar Ritual Menikam Diri

Kisah Seorang Syekh yang Menggelar Ritual Menikam Diri
Tampak seorang Dabus, ahli yang disebut Syekh sedang menggelar ritual menikam diri. Ritual menikam diri menggunakan benda tajam ini dipercaya dapat memberikan efek positif bagi si pelakon dabus. FOTO: Malut Post/JPNN.com

Meskipun bilah besi bermata runcing yang digunakan untuk menusuk tubuh amatlah tajam, namun anehnya dalam sejarah ritual dabus, tak ada seorang pun yang pernah terluka parah, terkadang hanya berupa luka lecet yang mengeluarkan sedikit darah. Logikanya, ditusuk benda setajam itu pada titik vital tubuh tentu bisa mengakibatkan kematian.

“Semua tergantung keyakinan dan hati kita. Sebab dabus juga merupakan pembuktian untuk menguji kekebalan tubuh manusia. Sehingga tubuh kita meskipun ditikam dengan alwan tapi tidak terasa sakit. Yang ada hanya rasa gatal,” ujar Ridwan.

Kedalaman besi yang akan menembus tubuh pelakon dabus pun telah ditentukan sebelumnya oleh sang Syekh. Penentuan kedalaman tersebut melalui doa Syekh kepada sang Pencipta. Sekeras apapun pelakon dabus menikam tubuhnya, kedalaman besi yang masuk ke kulitnya takkan melebihi batas yang telah ditentukan oleh sang pemimpin dabus.

“Memang banyak yang nampaknya ajaib, tapi dabus sendiri tidak memilik unsur magik di dalamnya. Semua yang terjadi dalam ritual dabus merupakan faktor kekuatan ayat-ayat suci dan asma Allah yang dilantunkan. Ini merupakan bukti nyata keberkatan ayat suci,” tutur Ridwan.

Kebanyakan orang awam mengira bahwa pelakon dabus berada dalam kondisi kerasukan atau tak sadarkan diri saat menusuk dirinya sendiri. Hal ini dengan tegas dibantah oleh Ridwan. Pelakon dabus justru harus dalam kondisi sadar sebab tujuan dari melakukan dabus adalah mensucikan dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta.

“Dabus murni merupakan ritual keagamaan sehingga yang melakukannya harus dalam kondisi suci. Dalam kondisi mabuk karena alkohol pun dilarang keras sebab justru akan berakibat fatal. Jadi ada gelombang emosi positif yang melingkupi orang setelah melakukan dabus sebab kelakukan orang sebelum badabus pun harus positif,” ungkapnya.

Menurut Ridwan, dabus juga dapat difungsikan serupa bekam, yakni untuk mengeluarkan darah kotor dari tubuh seseorang. Darah yang keluar ketika melakukan dabus dipercaya merupakan darah kotor yang memang seharusnya dikeluarkan dari tubuh. Setelah melakoni dabus, Ridwan mengaku ada rasa damai dan hilangnya emosi negatif dalam diri, seperti perasaan iri terhadap orang lain. Dalam hukum Islam, dabus disebut merupakan amalan tarekat.

“Seperti anak tangga, sebelum kita sampai ke tarekat, harus lulus tingkat syariat dulu. Amalan-amalan di tingkat syariat misalnya shalat lima waktu. Oleh karena itu, para Syekh yang telah melakoni tarekat semacam dabus tidak bisa sekali-kali meninggalkan shalat atau amalan lain di tingkat syariat,” tandasnya.(kai/fri/jpnn)

Dabus, sebutan masyarakat Maluku Utara untuk debus, merupakan salah satu tradisi leluhur bernuansa Islam yang terus terjaga hingga kini. Ritual menikam


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News