Stori tentang SPG Menjadi LC Sejak Pandemi, Jajakan Diri, Terjerat Utang pada Agensi

Stori tentang SPG Menjadi LC Sejak Pandemi, Jajakan Diri, Terjerat Utang pada Agensi
Ilustrasi LC menemani tamu di tempat karaoke. Foto : Ricardo/JPNN.com

Lara mengaku memberanikan diri menjadi LC. Dia bekerja sendirian untuk menghidupi anaknya. 

Namun, layanan Lara tak cuma menemani pengunjung. Dia juga sering diminta menyediakan servis plus-plus alias meladeni urusan syahwat tamu-tamunya. 

“Jadi, tergantung tamunya. Kalau dia cuma mau ditemani minum, ya, di bawah saja (menikmati musik, red),” ucapnya.

Jika tamu menginginkan layanan lebih, Lara akan membawanya ke ruangan lain. 

“Rata-rata begituan (berhubungan badan, red), jarang yang cuma minta ditemani minum," bebernya. 

Lara menjelaskan tempat hiburan malam tempatnya bekerja menyediakan banyak kamar di lantai 2 dan 3. Kamar-kamar itu dinomori seperti halnya di hotel-hotel. 

Di dalam kamar juga ada kasur dan fasilitas shower untuk mandi itu. Di kamar-kamar itulah Lara dan rekan-rekan seprofesinya biasa melayani tamu yang berniat melepas syahwat.  

Walakin, tak jarang Lara mendapat tamu yang rewel. "Banyak maunya, pengin dibeginikan, dibegitukan," ucap wanita berambut sebahu itu.

Sekelumit kisah LPG menjadi LC sejak pandemi Covid-19. Kesulitan alih profesi karena terjerat utang pada agensi. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News