Stori tentang SPG Menjadi LC Sejak Pandemi, Jajakan Diri, Terjerat Utang pada Agensi

Stori tentang SPG Menjadi LC Sejak Pandemi, Jajakan Diri, Terjerat Utang pada Agensi
Ilustrasi LC menemani tamu di tempat karaoke. Foto : Ricardo/JPNN.com

Selanjutnya, pria bertubuh tambun itu meninggalkan para tamunya, lalu kembali dengan mengajak belasan LC.

Semua LC itu berpakaian minim. Sejurus kemudian, Papi mengenalkan satu per satu LC yang berdiri di depan para pengunjung.

Tentu saja semua LC itu menggunakan nama samaran. “Silakan pilih,” 94 ujar Papi kepada tamunya.  

Dengan merogoh uang Rp 395.000 per jam, pengunjung bisa ditemani seorang pemandu lagu pilihannya. Pada malam itu, Lara -bukan nama sebenarnya- merupakan salah satu LC pilihan tamu.

Wanita berusia 25 tahun itu mengaku berasal dari Jakarta. Lara sudah dua tahun belakangan ini menjadi LC. 

"Kerja di sini sudah dua tahun, sejak awal Covid-19,” ujar Lara kepada JPNN.com.

Sebelumnya, Lara bekerja sebagai sales promotion girl (SPG). Pandemi Covid-19 yang mengoyak ekonomi membuat para SPG sepi order.

“Sebelumnya kerja jadi SPG di mal. Bisa kerja di sini karena ada agensi," katanya.

Sekelumit kisah LPG menjadi LC sejak pandemi Covid-19. Kesulitan alih profesi karena terjerat utang pada agensi. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News