Stori tentang SPG Menjadi LC Sejak Pandemi, Jajakan Diri, Terjerat Utang pada Agensi
Selanjutnya, pria bertubuh tambun itu meninggalkan para tamunya, lalu kembali dengan mengajak belasan LC.
Semua LC itu berpakaian minim. Sejurus kemudian, Papi mengenalkan satu per satu LC yang berdiri di depan para pengunjung.
Tentu saja semua LC itu menggunakan nama samaran. “Silakan pilih,” 94 ujar Papi kepada tamunya.
Dengan merogoh uang Rp 395.000 per jam, pengunjung bisa ditemani seorang pemandu lagu pilihannya. Pada malam itu, Lara -bukan nama sebenarnya- merupakan salah satu LC pilihan tamu.
Wanita berusia 25 tahun itu mengaku berasal dari Jakarta. Lara sudah dua tahun belakangan ini menjadi LC.
"Kerja di sini sudah dua tahun, sejak awal Covid-19,” ujar Lara kepada JPNN.com.
Sebelumnya, Lara bekerja sebagai sales promotion girl (SPG). Pandemi Covid-19 yang mengoyak ekonomi membuat para SPG sepi order.
“Sebelumnya kerja jadi SPG di mal. Bisa kerja di sini karena ada agensi," katanya.
Sekelumit kisah LPG menjadi LC sejak pandemi Covid-19. Kesulitan alih profesi karena terjerat utang pada agensi.
- Anak-Anak Dijadikan Pemandu Lagu di THM, Polisi Langsung Bergerak
- Debt Collector Berulah, Polda Sumsel Imbau Perusahaan Fintech Bekerja Sesuai Prosedur
- Polres Rohul Razia Warung Remang-Remang, THM, Ini Hasilnya
- Kalah di Persidangan, Rea Wiradinata Terancam Bangkrut Jika Tak Bayar Utang
- Kombes Alfian Sebut Penjualan Miras dan Jam Operasional THM Dibatasi Selama Bulan Ramadan
- Utang Rp 3,5 Juta Enggak Dibayar, Rumah SR Mencekam, Banjir Darah