Kisah Temu Asih Si Muncikari Tobat

Dulu Menjajakan PSK, Kini Berjualan Angkringan

Kisah Temu Asih Si Muncikari Tobat
NIAT BAIK: Mbok Temu (berkerudung) yang sebelumnya berprofesi sebagai muncikari, tapi kini berjualan angkringan di dekat Terminal Giwangan, Jogja. Foto: Heru Pratomo/Radar Jogja/JPG

Niatnya  diikrarkan pada awal puasa lalu. Alasannya, dia sudah tua dan merasa risih pada cucunya yang sudah mulai beranjak dewasa. ”Cucu saya sudah semakin besar, risih kalau masih bergelut di dunia prostitusi,” tandasnya.

Niatnya kemudian diungkapkan kepada pengurus RT dan RW setempat. Sebab, tak hanya niat insaf saja, tetapi persoalan yang membelitnya selama ini juga harus ada solusi.

Mbok Temu mengakui hidupnya sembarangan saat menjadi muncikari. Suka berfoya-foya, hingga ujungnya pinjam uang ke rentenir.

Akhirnya, Mbok Temu dibantu oleh pengurus RT dan RW melunasi utang. Dia pun memulai usaha secara halal. Dia kini berjualan angkringan.

Mbok Temu mengakui pendapatannya saat menjadi muncikari dan penjual angkringan berbeda jauh. Selama hampir 36 tahun mengelola losmen di Mrican, dia bisa mendapatkan uang jutaan rupiah per malam hasil dari sewa kamar dan menjajakan PSK.

”Tapi, pengeluarannya juga bisa mencapai dua kali lipat. Kan kebutuhan anak buah juga banyak, dapatnya Rp 100 ribu, pengeluaranya bisa sampai Rp 200 ribu,” jelasnya.

Sedangkan dengan berjualan angkringan, Mbok Temu mengakui penghasilannya memang tak pasti. Saat ramai, per malam penghasilan kotor mencapai Rp 170 ribu.

”Awalnya dikasih modal usaha roti kering ketika memasuki Lebaran. Dari situ, ada tambahan uang dan sekarang membuka angkringan,” lanjutnya.

Mbok Temu merupakan contoh nyata keberhasilan program pengentasan mantan muncikari di wilayah Mrican, Kota Jogja. Selepas dari usaha menawarkan jasa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News