Kisah tentang Memo dan Sari Kacang Hijau di Pesawat Kepresidenan

Oleh Tomy C Gutomo*

Kisah tentang Memo dan Sari Kacang Hijau di Pesawat Kepresidenan
Kristianri Herawati alias Ani Yudhoyono. Foto: dokumen JPNN.Com

Kalaupun tidak hafal nama, biasanya dia niteni wartawan-wartawan di istana. Apalagi kalau wartawan itu “berbobot” (maksudnya overweight) seperti saya waktu itu.

Salah satu perhatian Bu Ani kepada wartawan adalah soal makan. Ketika bertemu dengan wartawan pada acara resmi di istana atau acara informal di Cikeas, kediaman SBY, Bu Ani selalu mengecek apakah teman-teman wartawan sudah makan atau belum.

Suatu ketika dia menceritakan salah satu alasan wartawan tidak diperkenankan untuk mengambil gambar saat presiden dan ibu negara makan. Yakni, biar wartawan juga ikut makan.

Suatu hari pada 2008, SBY dan Bu Ani melakukan kunjungan ke Sentul, Bogor. Itu bukan acara resmi. SBY hanya mendatangi beberapa titik dan menyapa warga. Tidak ada acara seremonial.

Wartawan istana siap sejak pukul 07.00. Siangnya, SBY dan rombongan mampir untuk makan siang di Sate Kiloan PSK. Nama PSK kependekan dari penggemar sate kiloan.

Saat tiba di warung itu, di meja SBY dan Bu Ani sudah tersaji sate puluhan tusuk, tongseng, gulai dan nasi putih. Saya dan sejumlah wartawan duduk tak jauh dari meja makan presiden. Bedanya, di meja kami baru tersaji nasi putih.

Beberapa kali saya melirik tumpukan sate kambing di meja makan SBY. SBY dan Bu Ani sudah selesai makan.

Saat itu saya memang lapar sekali. Apalagi tidak sempat sarapan karena pukul 06.00 sudah harus kumpul di istana.

Entah pada lirikan ke berapa saya kepergok Bu Ani. Rupanya, Bu Ani tahu saya beberapa kali “mengincar” sate kambing di mejanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News