Kisah Tersembunyi Komunitas Yahudi di Indonesia

Kisah Tersembunyi Komunitas Yahudi di Indonesia
Foto: Neha Banka/Haaretz

Meski demikian, ruangan itu bukanlah satu-satunya sinagoge di Indonesia. Pada 2003, sinagoge bernama Shaar Hashamayim dibangun di Tondano, Sulawesi Utara.

Komunitas itu memiliki 20 orang anggota. Namun, mereka menolak diwawancarai seiring meningkatnya suhu politik akibat Pemilu 2019 pekan lalu.

Setiap konflik Israel - Palestina menghangat, komunitas Yahudi di Indonesia langsung ketar-ketir bakal terkena imbasnya. Sebagai contoh pada 2009 ada sebuah sinagoge di Surabaya yang ditutup setelah konflik di Gaza.

Rudi dan keluarganya pun tak mau memperlihatkan identitas mereka sebagai penganut Yudaisme secara terang-terangan.

“Saya tak membiarkan anak laki-laki saya mengenakan kipah di luar dan dia mengaku kepada teman-teman di sekolahnya bahwa dia Nasrani,” ujar Riya, istri Rudi.

Sebelumnya, Riya bukanlah penganut Yudaisme. Dia memeluk Yahudi mengikuti suaminya pada 2012.

Riya pun mewanti-wanti agar lokasi sinagoge tempatnya berdoa tidak dipublikasikan. Dia khawatir sinagoge itu akan dihancurkan.

Setelah doa Hari Sabat selesai, Rudi kembali merapikan partisi kayu berlogo Bintang Daud. Dengan demikian, sinagoge itu tak terlihat menyolok.

Salah satu media terkemuka Israel Haaretz menurunkan artikel tentang komunitas Yahudi di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News