Kisah WNI Korban Banjir Australia: Bertahan di Atap dan Kehilangan Tempat Tinggal

Kisah WNI Korban Banjir Australia: Bertahan di Atap dan Kehilangan Tempat Tinggal
Warga asal Indonesia di Kota Lismore, Yoyok Hendrix (kedua dari kanan) membersihkan puing-puing akibat banjir di rumahnya dibantu sejumlah rekan-rekannya, Rabu (2/03).  (Supplied: Katie Suhartoyo)

Banjir surut, tapi warga Queensland terbentur tantangan baru

Sementara itu, warga Indonesia di Queensland sudah mulai melihat titik terang dari bencana banjir yang dialami mereka dua hari terakhir ini.

Adlan Bagus Pradana, misalnya, pagi hari ini (02/03) sudah mulai bisa memasuki rumahnya di St Lucia, Queensland, yang sebelumnya terendam banjir setinggi hampir dua meter.

Mahasiswa S3 University of Queensland yang tadinya mengungsi di penampungan tersebut namun harus membersihkan lumpur yang memenuhi rumahnya.

Tantangan lain yang memberatkan Adlan dan beberapa warga lain adalah bagaimana mereka harus segera mencari tempat tinggal baru di tengah banyaknya orang yang terdampak.

"Kan rumah yang kami tempati dan terendam banjir mau direnovasi, jadi kami harus mencari tempat baru," kata Adlan.

"Sementara yang menghadapi masalah itu kan enggak cuma kami, semua juga mencari tempat baru, jadi kayak berebut begitu [dan] cepat-cepat barang harus dikeluarkan atau nanti dibuang."

Walau demikian, Adlan bersyukur karena uluran tangan dari warga Indonesia di Queensland tidak pernah berhenti diterimanya selama di penampungan.

"Saya akui solidaritas orang Indonesia di luar negeri itu mantap lah," ujar Adlan yang menerima bantuan dari IMCQ dan beberapa warga Indonesia lainnya.

Seorang warga Indonesia yang tinggal di Lismore,  New South Wales harus bertahan di atap rumahnya saat banjir menerpa

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News