Kisah Yuhanie Marisa Latinia, Ibu Simon Donaldson yang Dituduh Memasung Anaknya
Tak Rela Serahkan Simon kepada Ayahnya
Sabtu, 05 Mei 2012 – 00:05 WIB
Jawa Pos sempat diajak melihat kondisi Simon. Saat itu pemuda kelahiran 14 Juni 1986 tersebut duduk di atas tempat tidur kamarnya. Kepalanya menunduk dan matanya menatap lurus. Tangan kanannya tak berhenti memainkan tasbih. Sesekali dia melirik tamunya. Saat disapa, dia hanya menjawab dengan pandangan dingin. "Kalau yang menyapa perempuan, Simon langsung merespons," ucap Marisa.
Di ruang itu terdapat dua lukisan kaligrafi dan sebuah gambar Kakbah dalam ukuran besar. Meski terpasang mesin pendingin, Simon lebih suka menyalakan kipas angin. Sebuah televisi juga terpasang menghadap ke arah tempat tidur.
Selain pengobatan herbal dan medis, Simon juga mendapat terapi dari seorang ahli yang datang ke rumah. Ahli itu menerapi ingatan Simon tentang aktivitasnya sehari-hari. Misalnya, mengingat nama-nama orang yang ditemuinya. "You like what" Bread" bread" opo yo, gak ruh" gak ruh," ucap Simon saat diterapi.
Saat ini Marisa sedang menunggu putusan cerai gugat di Mahkamah Agung (MA). Proses hukum itu yang kali ketiga dihadapinya. Sebelumnya, David mengajukan cerai gugat. Namun, MA membatalkan putusan sebelumnya yang mengabulkan perceraian tersebut. Karena itu, Marisa mengaku masih menjadi istri sah.
Kisah perebutan anak antara warga New Zealand David Donaldson dan istrinya seorang WNI, Yuhanie Marisa Latinia, yang diberitakan Jawa Pos kemarin
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor