KKP Diminta Evaluasi Tarif Logistik Ekspor Benih Lobster

KKP Diminta Evaluasi Tarif Logistik Ekspor Benih Lobster
Ilustrasi benih lobster. Foto: Jambiekspres

jpnn.com, JAKARTA - Berjalannya kebijakan ekspor benih lobster yang baru diluncurkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tidak terlepas dari persoalan.

Pengiriman benih lobster ke Vietnam pada awalnya hendak dilakukan dengan pesawat charter yang dikoordinasikan oleh satu perusahaan yang direkomendasikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Namun, penggunaan pesawat charter hanya berjalan satu kali yang dilaksanakan pada saat pengiriman perdana, untuk pengiriman selanjutnya yang kedua hingga yang ketiga pada Jumat (17/7) dini hari ternyata menggunakan pesawat regular (komersil) tidak dengan pesawat charter seperti yang direncanakan.

Meski tidak lagi menggunakan pesawat charter, biaya cargo yang mesti dibayarkan eksportir tetap dihitung per ekor sebesar Rp1800 dan dibayarkan kepada perusahaan yang ditunjuk KKP.

Padahal tarif cargo yang seharusnya adalah berdasarkan berat kilogram. Dan sudah ada tarif resmi yang dikeluarkan oleh setiap maskapai penerbangan dengan tarif per kilogram.

Ketua Asosiasi Budidaya Ikan Laut Indonesia (Abilindo) Wajan Sudja berpendapat lebih baik pengiriman benih lobster mengikuti praktik umum di dunia cargo udara, yaitu tarif cargo seyogyanya dihitung berdasar berat kilogram atau ton.

“Semakin banyak tonasenya semakin rendah tarifnya,” ujar Wayan lewat keterangannya, Jumat (17/7).

Jika tarif dihitung per ekor, kata dia, menjadi sangat tidak fair karena jatuhnya akan luar biasa tinggi dan sangat memberatkan pengirim benih lobster. Artinya KKP diminta evaluasi tarif logistik ekspor benih lobster yang saat ini sedang bergulir.

Berjalannya kebijakan ekspor benih lobster yang baru diluncurkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tidak terlepas dari persoalan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News