KLHK Tegaskan Komitmen Indonesia soal Merkuri di COP2 Swiss

KLHK Tegaskan Komitmen Indonesia soal Merkuri di COP2 Swiss
Dirjen PSLB3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, saat menghadiri pembukaan COP2 di Swiss. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, SWISS - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) hadir mewakili Indonesia di The Second Meeting of the Conference of the Parties to the Minamata Convention on Mercury (COP 2).

Kehadiran KLHK ini untuk menegaskan komitmen pemerintah Indonesia terkait pengaturan merkuri. Agenda COP2 berlangsung mulai hari ini, dari 19–23 November, di Jenewa, Swiss.

Pertemuan tersebut bertujuan merumuskan strategi tindak lanjut pengelolaan dan penanganan merkuri global.

Ini merupakan agenda lanjutan dari konvensi Minamata tahun 2017, sebagai respon masyarakat internasional termasuk Indonesia menghadapi dampak penggunaan, emisi dan lepasan merkuri terhadap kesehatan manusia dan ke lingkungan hidup.

Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, menjelaskan bahwa kehadiran KLHK pada pertemuan COP2 Konvensi Minamata, akan menegaskan pada dunia internasional tentang capaian dan kebijakan nasional dalam pengurangan, serta target penghapusan merkuri.

''Kami menjajaki kerjasama bilateral regional dalam peningkatan capacity building dan institutional development. Indonesia juga mengusulkan kerangka program sharing experience dan technical assisstance bagi negara-negara berkembang,'' kata Vivien dalam rilis pada media, Senin (19/11).

Pemerintah Indonesia telah menyusun rencana aksi nasional pengurangan dan penghapusan Merkuri pada tahun 2030. Selain itu juga telah membetuk komite penelitian dan pemantauan merkuri.

Hal ini dilakukan untuk melindungi masyarakat dari dampak penggunaan merkuri melalui transfer teknologi pengolahan emas dan/atau alih mata pencaharian penambang PESK (Pertambangan Emas Skala Kecil).

Kehadiran KLHK pada pertemuan COP2 Konvensi Minamata menegaskan pada dunia internasional tentang capaian dan kebijakan nasional penghapusan merkuri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News