Klimaks Kedua

Oleh: Dahlan Iskan

Klimaks Kedua
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Begitulah kisah Musangking. Dari Kunyik. Lalu menjadi Raja Kunyik. Jadi Maoshangwang. Jadilah Musangking.

Pak Tirto memang sudah mengganti banyak pohon durian lama ke Musangking. Sudah sering panen. Maka lima Musangking ditaruh di depan Aziz. Dibuka. Difoto. Dimakan. Ramai-ramai.

Setelah Musangking hampir habis Liong nyeletuk keras: "Kita tadi salah prosedur," katanya. "Harusnya makan durian lokal dulu, baru Musangking," tambahnya.

Maksudnya: agar dari yang kurang enak ke yang paling enak. Apa boleh buat. Telanjur Musangking duluan. Untuk membedakan rasa antar durian kami minum kopi dulu. Kopi durian. Yang dibawa Dr Aziz dari Malaysia.

Kami pun siap antiklimaks. Disajikanlah durian lokal. Kecil-kecil. Tiga kali ukuran bola tenis. Dari ukurannya saja sudah kurang meyakinkan.

Busyet! Enaknya bukan main. Kecil-kecil cabe Manado. Lezat. Teksturnya juga sempurna. Kombinasi manis dan pahitnya pas benar. Dagingnya juga tebal. Bijinya kecil.

Ini mah bukan antiklimaks. Ini klimaks kedua! (*)


Berita Selanjutnya:
Tetangga N

INI TIDAK BIASA: pesta durian dilakukan bersama ahli durian dari negeri durian di kebun durian dengan minuman kopi durian. Sabtu lalu.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News