Klinik Aborsi ACT Diusulkan Miliki Zona Privasi

Klinik Aborsi ACT Diusulkan Miliki Zona Privasi
Penggerebekan tempat aborsi. Foto: JPG/Pojokpitu

Anggota Parlemen dari Partai Hijau, Shane Rattenbury mengajukan usulan untuk memberlakukan zona privasi di sekitar klinik-klinik aborsi di Canberra.

Zona privasi ini diusulkan Shane Rattenbury menyusul aksi protes oleh Asosiasi untuk Hidup ACT yang digelar tepat di luar sebuah klinik kesuburan di Civic, Selasa (24/3) yang diikuti oleh Uskup Agung Katolik setempat, Christopher Prowse.
 
Menurut Rattenbury unjuk rasa itu menyoroti perlunya undang-undang untuk menciptakan zona privasi diluar klinik aborsi.
 
"Saya benar-benar terkejut melihat protes yang signifikan terjadi di luar fasilitas kesehatan ACT  di mana seorang wanita bisa pergi kesana untuk melakukan aborsi," katanya. -
 
"Saya pikir itu adalah pelanggaran nyata privasi bagi seorang wanita yang harus menghadapi situasi yang mungkin, sudah sangat sulit untuk dihadapinya,'
 
Rattenbury mengatakan perempuan harus memiliki akses ke prosedur tersebut tanpa takut hukuman atau gangguan.
 
Dia mengatakan partai Hijau ACT akan menelaah kemungkinan diteritkannya undang-undang zona privasi yang mirip dengan undang-undang yang telah ada di Tasmania.
 
"Ini bukan tentang keyakinan agama atau norma-norma. Ini adalah hak wanita untuk mendapatkan akses jaminan kesehatan,” kata Rattenbury.
 
“Uskup Agung dan yang lainnya yang tidak setuju tentang hak wanita untuk memilih melakukan aborsi, bebas untuk mengungkapkan tentang keyakinan mereka, tapi mereka tidak boleh menekan atau mengintimidasi kaum wanita di luar sebuah fasilitas kesehatan di saat mereka mungkin dalam kondisi rentan atau situasi yang sulit,” tambahnya.
 
Bev Cains dari Asosiasi Hak Untuk Hidup ACT menyatakan bahwa usulan Rattenbury tersebut menghalangi hak kebebasan berpendapatan kelompoknya. 
Cains mengatakan kelompoknya semestinya bebas untuk berkumpul di mana pun yang diinginkan.
 
“Kami membuat sebuah pernyataan, dan kami di sana, berdoa, dan tidak mengganggu akses masuk ke bangunan dengan cara apa pun,” katanya.
 
Cains mengatakan Asosiasinya tidak melakukan aksi protes, tetapi menggelar doa bersama.
 
"Di banyak kota, lebih dari 500 kota di seluruh dunia, orang-orang berdoa di luar klinik aborsi," katanya.
 
“Kami hanya berpikir bahwa ada alternatif lain yang bisa ditawarkan kepada kaum wanita untuk lebih kuat sehingga bisa membuat pilihan lain."
 
Cains mengatakan Partai Green “sangat anti-kehidupan” dan menuduh Rattenbury tengah berupaya mencari dukungan politik dari situasi tersebut.
 
“Saat ini hanya ada satu anggota Majelis Parlemen ACT yang berasal dari Partai Green, Rattenbury jelas tengah mencari kebijakan populis untuk mendapatkan lebih banyak dukungan,” katanya.
 
“Ia berpikir ia mungkin akan mendapat sedikit dukungan dari isu ini." 
 
Cains mengatakan kelompoknya tidak mengusik orang-orang yang datang atau keluar dari klinik dan para anggota kelompoknya ada di tempat itu untuk memberikan konseling jika diminta.
 
“Kami yang diusik oleh sejumlah orang tetapi kami harus menerima hal itu, tapi Kami juga mendapatkan dukungan yang sangat bagus dari banyak orang yang datang dan bergabung saat mereka rehat makan siang"
 
Ia mengatakan Asosiasi Hak Untuk Hidup tidak mengganggu akses masuk bangunan klinik dalam cara apa pun dan hanya berbicara dengan mereka apabila dihampiri saat datang dan pergi dari klinik tersebut.
 
Saat ditanya apakah ia tidak berpikir bahwa orang yang berniat datang klinik aborsi mungkin merasa terintimidasi oleh kehadiran kelompoknya, ia mengatakan orang-orang tersebut mungkin merasakannya tetapi ia menambahkan bahwa ada jalan lain untuk masuk ke bangunan klinik tersebut.
 
“Ada akses masuk lainnya dan saya meyakini bahwa pengelola klinik Marie Stopes di lantai satu telah memberitahu para kliennya untuk menggunakan pintu lain,” katanya.
 
Uskup Agung Prowse sendiri enggan memberikan komentar saat dihubungi. (abc)

Anggota Parlemen dari Partai Hijau, Shane Rattenbury mengajukan usulan untuk memberlakukan zona privasi di sekitar klinik-klinik aborsi di Canberra.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News