KNKT Gandeng Pushidrosal Kembali Mencari CVR Lion Air JT-610

KNKT Gandeng Pushidrosal Kembali Mencari CVR Lion Air JT-610
Kapushidrosal Laksda TNI Dr. Harjo Susmoro dan Ketua KNKT Soerjanto pada saat memberangkatkan KRI Spica-934 dari Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (8/1/2019). Foto: Dispen Pushidrosal

jpnn.com, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menggandeng Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) untuk kembali mencari Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang beberapa waktu lalu.

Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 yang diberangkatkan dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (8/1/2019) siang.

Keberangkatan kapal survei Hidro - Oseanografi di bawah pembinaan Pushidrosal tersebut dilepas Kapushidrosal Laksda TNI Dr. Harjo Susmoro dan Ketua KNKT Soerjanto serta para pejabat utama kedua lembaga tersebut.

Menurut Kapushidrosal, keberangkatan KRI Spica-934 yang memiliki peralatan bawah air dengan teknologi canggih ini untuk terus mencari keberadaan CVR yang sampai saat ini belum diketemukan. Dalam pencarian ini, KRI Spica membawa alat yang lengkap seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu mendeteksi sinyal dari black box dari Lyon JT 610.

“Selain peralatan tersebut KRI Spica-934 juga membawa ABK sebanyak 55 orang, personel KNKT 9 orang, penyelam TNI AL 18 orang serta Scientist 6 orang,” katanya.

Senada dengan Kapushidrosal, Ketua KNKT Soerjanto juga mengatakan KNKT meminta bantuan Pushidrosal yang mempunyai peralatan yang mutakhir untuk mencari keberadaan CVR itu.

Dengan segala kekuatan yang ada, KRI Spica yang dikomandani Lekol Laut (P) Hengky Iriawan, ini mempunyai waktu mencari CVR Lion Air nomor penerbangan JT-610 tersebut selama 15 hari, mengingat sinyal yang dipancarkan CVR selama 90 hari, dan saat ini waktu yang tersisa tinggal tersisa lebih kurang 15 hari lagi, sejak pesawat Lion Air jatuh di perairan Karawang 29 Oktober 2018 lalu.

“Kami akan fokuskan pencarian selebar 5 x 5 meter, di sekitar titik diperkirakan keberadaan keberadaan CVR. Dengan segala upaya dan doa kita semua, kita harapkan CVR tersebut dapat diketemukan menyusul diketemukannya pun Flight Data Recorder (FDR) beberapa waktu yang lalu untuk melengkapi investigasi penyebab pasti jatuhnya pesawat Lion Air,” kata Kapushidrosal.(fri/jpnn)


KNKT menggandeng Pushidrosal untuk kembali mencari Cockpit Voice Recorder Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang beberapa waktu lalu.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News