Kok Harga Cabai Naik Lagi ya?

Kok Harga Cabai Naik Lagi ya?
Cabai membusuk yang dipanen petani di Desa Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Senin (16/3). Foto: Syaiful Anwar/Jawa Pos Radar Blitar/JPNN

Banyak tanaman berasa pedas itu yang mati. Lasemi, petani cabai desa setempat, menyatakan, hama patek mulai menyerang sepekan terakhir. Hama langsung menyerang buah. Itu membuat cabai busuk dan rontok.

’’Sudah seminggu ini diserang patek. Mungkin karena pengaruh curah hujan tinggi dan tingkat keasaman tanah,’’ ungkapnya Senin (16/3).

Perempuan berusia 50 tahun itu menyatakan, petani mendapat informasi dari petugas pemantau bahwa penyakit patek disebabkan cendawan Colletotrichum capsici. Jika hama patek menyerang saat pembibitan, tanaman akan layu. Apabila menyerang kepada tanaman dewasa, dampaknya adalah mati pucuk, busuk, serta kering pada batang dan daun.

Dampaknya terhadap cabai adalah membusuk dan dipastikan gagal panen. ’’Saya menanam sekitar 3.500 bibit. Hampir setengahnya dirusak hama patek. Dampaknya, tanaman yang sedang berbuah itu banyak yang mati,’’ keluhnya.

Jika dihitung dari modal, lanjut Lasemi, petani rugi. Rata-rata modal untuk menanam cabai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Saat panen, keuntungan bisa Rp 3 sampai Rp 4 juta, bergantung harga cabai di pasaran.

Panen pertama beberapa hari lalu tidak bisa mencapai 1 kuintal, tetapi hanya menghasilkan 10 kilogram hingga 30 kilogram. Padahal, umumnya, kalau tanaman sedang bagus, panen cabai bisa menghasilkan lima kali lipatnya.

’’Memang 1 kilonya untuk cabai rawit saya jual terakhir Rp 22 ribu, sedangkan cabai keriting 1 kilo Rp 8 ribu. Namun, karena hasil panennya minim, tetap saja rugi. Mungkin hampir 100 hektar yang terkena patek,’’ jelasnya. (wen/and/ful/ziz/dha/JPNN/c19/any)

 


BLITAR –Sempat turun, harga cabai mulai merangkak lagi. Kenaikan harga cabai disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, gagal panen. Itu terjadi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News