Koko Mualaf, Menangis Peluk Ayahnya yang Seorang Pendeta
Kini, sudah lima tahun Koko menjadi mualaf. Ia juga sudah menikah dan dikaruniai dua anak. Dukungan orang tua, keluarga, dan sahabat-sahabatnya jadi penguat keyakinan untuk mendalami Islam.
Sebetulnya, istri Koko yang sekarang adalah istri kedua. Istri pertamanya diceraikan karena satu dan lain hal. Titik nadir dalam hidupnya ketika masa-masa rumah tangganya dengan istri pertama runtuh.
Saat itu, imannya juga sempat goyah. Namun, lagi-lagi sang ayah yang menyemangatinya. Lantas, Koko balik ke kampung halamannya dan menemui orang tua yang sangat ia sayangi itu.
”Saya menangis sejadi-jadinya di pelukan ayah. Namun, beliau menasihati bahwa agama itu bukan untuk dipermainkan. Apa yang saya alami kata ayah saya, adalah ujian menjadi manusia baru. Saya harus menjalani,” ceritanya.
Setelah masa-masa kelam hubungannya dengan sang istri usai, Koko menikah lagi dan dikaruniai seorang anak. Kini dia punya dua anak. Anak pertama dari istri sebelumnya.
Koko mulai bangkit ketika menekuni profesi sebagai agen event organizer (EO) di Sampit. Dukungan dari keluarga membuat semangatnya tak pernah padam. Sampai saat ini, Koko jadi contoh para mualaf lain yang baru mengenal islam.
Kata Koko, mengenal agama Islam itu tak boleh setengah-setengah. Sebab, kata dia, Islam itu agama yang sempurna. Memahaminya juga harus dengan hati dan pikiran yang sempurna. (***/ign)
Koko, pangguilan Shantiko Hatmojo, seorang mualaf sejak lima tahun silam, ayahnya pendeta yang juga pemimpin salah satu gereja.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Pemberdayaan Mualaf Jadi Salah Satu Prioritas dalam Pengelolaan Zakat
- Christian Sugiono Umrah, Ibunda Titi Kamal Ungkap Fakta Mengejutkan
- Heboh Denny Sumargo Mengucap Syahadat, Derry Beri Penjelasan
- Heboh Disebut Mualaf setelah Mengucap Syahadat, Denny Sumargo Bilang Begini
- Curhat Diselingkuhi Sule, Nathalie Holscher: Sudah Cukup Kesakitan Saya
- Pilih Ipong Hembing Jadi Ketum, PITI Bakal Fokus Garap Tionghoa Mualaf