Koleksi 'Bangkai' Mobil Perang untuk Kemanusiaan

Koleksi 'Bangkai' Mobil Perang untuk Kemanusiaan
KOLEKSI - Alok Adiranto sedang memasang bendera bakti sosial di truk Dodge buatan AS, di garasi miliknya kawasan Rempoa, Jakarta Selatan, Rabu (31/3). Foto: Sugeng Sulaksono/Jawa Pos.
Kegiatan kemanusiaan bagi Alok bukan kegiatan yang tiba-tiba dia lakoni. Sejak SMA, dia sudah terbiasa menjadi relawan. Misalnya, melalui Pramuka yang diikuti, Alok pernah membantu menangani wabah penyakit cacar di Bondowoso. Kegiatan kemanusiaan itu terus dilakoni Alok sampai dia kuliah dan lulus di jurusan Teknik Sipil di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. "Saat bekerja, saya ngurusi orang Lepra. Hari Sabtu, saya khususkan untuk ngurusi mereka. Minggu, baru waktu untuk keluarga," jelas Alok yang saat ini sedang menyelesaikan proyek pembangkit listrik di Asahan untuk kemudian dikelola PLN itu.

Alok menyadari, Lepra memang penyakit menular. Namun, Alok tidak khawatir tertular. Bagi dia, yang penting kondisi tubuh prima, tidak ada luka di tubuh dan tidak terkena cairan si penderita, tidak akan terjadi penularan. "Lama lama, buat saya, baunya orang Lepra itu jadi segar," ujarnya. Selain itu, Alok merasakan kepuasan tersendiri ketika bisa membantu penderita Lepra. "Mereka itu dibuang lho sama keluarganya. Ada yang disimpan di belakang, dikasih makanan, dan tinggal menunggu mati," kisahnya.

Membantu para penderita Lepra, bagi Alok, sama senangnya dengan mengoleksi dan merawat mobil-mobil tua miliknya. Kebanyakan mobil-mobil Alok itu didapat dalam bentuk rongsokan di tempat besi-besi bekas dijual. "Jeep Utility 1974 yang satunya (dari dua jeep serupa yang dia punya, Red.), saya dapat di Timor Timur (sekarang Timor Leste, Red). Saat saya beli, masih banyak bekas lobang pelurunya," ujarnya.

Alok sangat hobi "menghidupkan" kembali mobilnya yang sebelumnya mati hingga bertahun-tahun. "Ada yang sudah dijadikan kandang ayam, tapi akhirnya bisa saya berdayakan lagi," katanya. "Dodge Power Wagon itu paling parah. Sudah nongkrong lama, tinggal mesinnya saja, kap hilang, tapi spakbor ada. Terus, saya cari-cari di tukang loak, akhirnya dapat (kekurangannya)," ceritanya.

Ketika pensiun, Alok Adiranto punya hobi yang tergolong langka. Dia mengoleksi dan memberdayakan "rongsokan" mobil-mobil perang. Selanjutnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News