Koleksi 'Bangkai' Mobil Perang untuk Kemanusiaan
Minggu, 04 April 2010 – 08:01 WIB
Kebanyakan bangkai mobil yang diincarnya itu dari tempat jauh, termasuk di Kupang, Belitung, dan Aceh. Di Aceh, Alok menemukan Land Rover Defender anti peluru. "Pokoknya, tujuan wajib saya ke mana pun pergi adalah tempat barang rongsokan," ucapnya, lantas tertawa.
Semua mobil yang dihidupkan kembali itu, oleh Alok, surat-suratnya juga wajib dihidupkan. "Suratnya hidup semua karena saya nggak mau melanggar. Kalau nggak ada suratnya, saya nggak mau," tegasnya.
Ongkos menebus di tukang barang rongsokan, untuk satu unit mobil setelah ditimbang beratnya bisa mencapai Rp 5 juta. Setelah itu Alok menebus surat dem (lelang bekas mobil dinas) dengan harga paling mahal Rp 4 juta. "Setelah itu, biaya membangunnya sampai jadi, bisa sepuluh kali lipat," jelasnya.
Sulit bagi Alok untuk menjelaskan, mengapa dia begitu senang berburu mobil perang. "Nggak tahu kok senang saja. Sama kayak kita senang suara burung. Apa sih sebetulnya, burung di luar juga banyak, kenapa harus dipelihara? Nah begitu lah," katanya.
Ketika pensiun, Alok Adiranto punya hobi yang tergolong langka. Dia mengoleksi dan memberdayakan "rongsokan" mobil-mobil perang. Selanjutnya,
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor