Komarudin Watubun: Tradisi Pukul Sapu Lidi Mamala Harus Go International

Komarudin Watubun: Tradisi Pukul Sapu Lidi Mamala Harus Go International
Komarudin Watubun (tengah). Foto: Istimewa for JPNN

“Dari sisi masa depan, idealnya dikelola dengan baik. Sebab, ini memiliki nilai jual budaya dan pariwisata yang bisa mengundang wisatawan dari dalam dan luar negeri sehingga memberikan manfaat secara ekonomi bagi penduduk,” ujar Komarudin.

Menurut Bung Komar, tradisi tersebut bisa dilihat dari tiga sudut pandang. Pertama, aspek budaya yang harus dijaga, dibanggakan, dan terus dilestarikan.

Kedua, aspek sosial yang memberikan pembelajaran tentang keutuhan dan persaudaraan antarsemua elemen Indonesia, khusunya Maluku.

Ketiga, aspek ekonomi yang akan memberikan manfaat bagi industri pariwisata Maluku.

Dia mengatakan, pukul sapu lidi bakal menjadi magnet bagi wisatawan untuk menyaksikan tradisi itu.

“Kalau ini dikelola dengan baik, diselaraskan dengan event lainnya dan di dukung oleh infrastuktur yang memadai tentu akan mendongkrak industri parawisata secara signifikan. Para wisatawan datang ke Maluku untuk waktu satu minggu, secara maraton mereka mengikuti dan menyaksikan beragam budaya dan parawisata Maluku. Konektivitas event ini menjadi penting sehingga harus di-manage dengan sebaik-baiknya, profesional, dan modern” ujar Bung Komar.

Sementara itu, dari sisi bahasa, Negeri Mamala merupakan salah satu negeri di jazirah Leihitu, Pulau Ambon. 

Konon, Negeri Mamala dalam bahasa daerah disebut dengan kata ama-latu.

Komarudin Watubun tak bisa menutupi kekagumannya saat menyaksikan atraksi budaya pukul sapu lidi di Negeri Mamala, Maluku Tengah, Minggu (2/7).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News