Kompak Soroti Kepemimpinan Nasional
Sabtu, 14 Agustus 2010 – 08:54 WIB
Tendensi kedua, masih adanya batasan untuk beribadah tanpa rasa takut. Menurut dia, intoleransi terus berkembang di tengah masyarakat. "Orang yang dulu bisa hidup bersama sekarang dipenuhi rasa benci," ujar Frans Magnis.
Persoalan ketiga adalah korupsi. Frans Magnis mengingatkan, dalam sepuluh bulan terakhir, rakyat dijejali persoalan Century, Susno, sampai rekening bermasalah di tubuh Polri. "Masyarakat sudah tahu itu berbau. Tapi, tidak diselesaikan apa pun sehingga mendapat kesan bahwa mereka (para elite, Red) saling melindungi," katanya. Dia juga berpandangan, pemerintah dan legislatif tidak serius menanggapi itu.
Salahuddin Wahid menyampaikan, perbaikan bangsa secara menyeluruh harus dimulai dengan memperbaiki manusia melalui pendidikan. Dalam konteks penyelenggaraan negara, kunci yang utama adalah memperbaiki birokrasi dan aparat penegak hukum."Belum pernah Polri separah ini di mata publik. Begitu banyak kesalahan yang dilakukan apakah sengaja atau tidak disengaja. Yang jelas, semua itu membuat Polri kehilangan kepercayaan publik," kata Gus Solah ?panggilan akrab Salahuddin Wahid. (pri/c4/agm)
JAKARTA - Seperti ingin mengimbangi pidato kenegaraan presiden pada 16 Agustus mendatang yang pasti penuh dengan catatan prestasi pemerintahan, belasan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Rayakan Hari Kartini, Seluruh Karyawan Juragan 99 Garment Berkebaya Sepekan
- Polda Banten Ungkap Kasus Perburuan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon
- Imigrasi Batam Sudah Terbitkan 27.820 Paspor pada Triwulan Satu 2024
- Pj Gubernur NTB Mangkir Dipanggil Bawaslu, Pengamat: Pejabat Seharusnya Memberi Contoh
- Tekan Angka Perkawinan Anak, Waka MPR Lestari Moerdijat Mengajak Semua Pihak Terlibat
- Akademisi Minta Prabowo Membentuk Kementerian Urusan Papua