Komplotan Bengkulu ke Bali untuk Sasar Bule dan Orang Kaya

Komplotan Bengkulu ke Bali untuk Sasar Bule dan Orang Kaya
Ilustrasi: Radar Solo

jpnn.com, DENPASAR - Tim gabungan Polsek Denpasar Selatan dan Polresta Denpasar baru saja mengungkap kasus perampokan terhadap warga negara asing (WNA) bernama Patrick Molliere. Bule Prancis itu menjadi korban perampokan pada Jumat lalu (26/1) Jalan Bypass Ngurah Rai, Suwung Kauh, Pemogan, Denpasar Selatan.

Dalam pengungkapan kasus itu, polisi membekuk tujuh orang pelaku di Homestay Maya, Jalan Mataram, Kuta. Kelompok beranggotakan Ria Candra, Zaidan, Yufran, Hendra, Indra, Abasirin dan Alan itu lebih dikenal dengan sebutan Jaringan Bengkulu.

Pelaku ditangkap sehari setelah beraksi dan membawa kabur uang Rp 110 juta milik korban. Karena melawan, empat dari tujuh pelaku terpaksa dipelor.

“Empat orang terpaksa ditembak karena melawan,” beber sumber Radar Bali di Polresta Denpasar.

Dari hasil pengembangan, para pelaku merupakan pemain lama dan masing-masing punya peran saat beraksi. Ada yang mengawasi calon korban saat bertransaksi di money changer, ada pula yang memasang paku di ban mobil target perampokan.

Selain itu, ada yang berperan memantau korban saat turun dan memasang roda serep. Sedangkan peran lainnya adalah sebagai pengambil tas korban dari pintu sebelah kanan.

Kepada penyidik, komplotan pelaku mengaku sengaja datang ke Bali untuk merampok. Banyaknya warga asing dan orang kaya di Bali jadi alasan mereka untuk beraksi.

Selain di Bali, jaringan perampok Bengkulu juga berencana beraksi di Lombok. “Sebelum datang, mereka berembuk di rumah Ria Candra lalu lalu memutuskan menjual motor milik Hendra, Indra Barak, Yupran, dan Sidan. Uang hasil jual motor digunakan ongkos naik pesawat dari Bengkulu ke Mataram transit via Jakarta,” tutur sumber.

Tim gabungan Polsek Denpasar Selatan dan Polresta Denpasar baru saja mengungkap kasus perampokan terhadap warga negara asing (WNA) bernama Patrick Molliere.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News