Komplotan Hipnotis Mengincar Ibu-Ibu, Waspada

Komplotan Hipnotis Mengincar Ibu-Ibu, Waspada
Keempat pelaku gendam di Samarinda saat ditangkap polisi seusai merampas emas bernilai Rp 80 juta. Foto: Humas Polresta Samarinda

Di sela perjalanan itu sopir angkot ternyata mengangkut penumpang yang tak lain ialah komplotannya.

"Tanpa disadari korban, saat jadi penumpang satu persatu pelaku ini jug naik ke angkot dan bepura-pura tidak saling mengenal. Setelah itu mereka menjalankan peran masing-masing," ungkap AKP Noordianto melalui rilis Polresta Samarinda yang diterima JPNN.com, Rabu (14/3).

AKP Noordianto menjelaskan secara terperinci modus keempat pelaku saat beraksi. Tindak kejahatan ini berjalan terstruktur, mulanya Hasriadi yang berpura-pura sebagai sopir angkot membawa korban berkeliling.

Tanpa disadari korbannya, Hasriadi mengangkut Andi Arul dan M Rusli yang berpura-pura menjadi penumpang angkot.

Mereka melakukan penipuan dengan modus menawarkan pengobatan alterntif menggunakan batu mustika merah delima.

Mereka menawarkan korban untuk mau diobati, setelahnya emas korban tanpa disadari dilucuti lalu dibawa kabur pelaku.

Andi dan Rusli melarikan diri dan naik ke mobil Xenia yang sedang dikendarai Rival. Korban yang linglung kemudian diturunkan pelaku Hasriadi di pinggir jalan.

"Pelaku bernama Andi ini menawarkan pengobatan menggunakan batu mustika merah delima. Mereka mengatakan batu bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Tugas pelaku lainnya kemudian membuat korban, yakin dengan bujuk rayunya. Kalau batu ini obat diatas segala obat, juga bisa menambah rezeki," beber AKP Noordianto.

Ibu-ibu bernama Wati kehilangan emas seharga Rp 80 juta lantaran kena gendam atau hipnotis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News