Kompolnas Desak Polri Perdalam Motif Perselingkuhan Sisca

Kompolnas Desak Polri Perdalam Motif Perselingkuhan Sisca
Kompolnas Desak Polri Perdalam Motif Perselingkuhan Sisca

jpnn.com - JAKARTA -- Motif pembunuhan manajer cantik Fransisca Yofie diduga tak sekedar penjambretan. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Mabes Polri ikut mendalami motif lain.

"Terutama dugaan perselingkuhan yang melibatkan oknum perwira Polda Jabar itu," ujar anggota Kompolnas Edi Saputra Hasibuan di Mabes Polri, Rabu (14/8).
    
Menurut Edi, pemeriksaan mantan pacar Sisca, Kompol Albert, oleh Propam memang sudah dilakukan. "Tapi, baru level Propam Polda, tidak ada salahnya juga diselidiki oleh Propam Mabes Polri," katanya.
    
Pembunuhan dengan motif penjambretan menurut Edi, amat janggal. "Jika hanya mengincar harta benda, ditodong saja juga bisa. Ini  jelas mengincar nyawa," katanya.
    
Meski begitu, Edi meminta semua pihak tak buru buru menuding Kompol Albert terkait pembunuhan itu. "Tetap ada asa praduga tak bersalah yang dijunjung. Tapi, harus diperdalam lagi, terutama apa benar pembunuhnya tak kenal Kompol itu," katanya.
    
Secara terpisah, Indonesian Police Watch (IPW) meminta pihak kepolisian agar tidak gegabah dalam menyimpulkan motif pembunuhan Branch Manager PT Venera Multi Finance itu.
      
Presidium IPW Neta Sanusi Pane mengatakan, pihaknya menemukan kejanggalan sekalipun polisi menyimpulkan bahwa kematian korban akibat kejahatan dengan motif penjambretan yang dilakukan dua pelaku W dan A.
      
Kejanggalan pertama, rambut korban yang diberitakan masuk ke gir motor sehingga terseret, sangat tidak masuk akal. Menurut Neta, konstruksi sepeda motor tidak memungkinkan membuat kejadian seperti itu.
      
Kedua, pembacokan korban saat terseret motor juga janggal. Di wajah korban terlihat ada dua luka bacok. Tepatnya di bagian kanan dan kiri. Lukanya menganga dari atas dan mengecil ke bawah. Ini menunjukkan korban dibacok lebih dulu
sebelum diseret.
      
Ketiga, dari CCTV terlihat korban hanya terkulai diam saat diseret. Fakta ini menunjukkan setelah dibacok, korban dalam keadaan sekarat langsung diseret.
      
Keempat, data, foto-foto, dan perteman di dua Facebook korban mendadak hilang. Sepertinya ada pihak tertentu yang sengaja menghilangkannya. "Bisa jadi, orang itu adalah orang dekat atau mantan orang dekat korban," katanya.
      
Kelima, jika dilihat dari Facebook, terlihat korban sedang bertikai dengan seseorang. Fakta ini mengindikasikan korban sesungguhnya adalah target yang sudah diincer sejak lama. Apalagi diketahui selama ini, korban sering berpindah-pindah tempat tinggal  "Jadi sangkaan penjambretan menjadi kamuflase,"katanya.
      
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto menegaskan penyidikan kasus Sisca masih di level Polda Jawa Barat. "Kami belum merasa perlu mengambil alih kasus ini," katanya.
      
Namun, jika ada bukti baru yang ranahnya lebih besar, Mabes bisa saja turun langsung. "Kita menunggu karena penyidikannya masih berjalan dan dikembangkan," kata mantan Kabidhumas Polda Papua itu. (rdl)


JAKARTA -- Motif pembunuhan manajer cantik Fransisca Yofie diduga tak sekedar penjambretan. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Mabes


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News