Komunitas Tionghoa 'Gedung Gajah' Berbenah Menjelang Imlek (1)

Tetap Utuh setelah Dua Kali Kerusuhan Solo

Komunitas Tionghoa 'Gedung Gajah' Berbenah Menjelang Imlek (1)
POTRET PLURALITAS: Anak-anak berlatih berlatih olahraga beladiri taekwondo di kompleks Gedung Gajah, Jalan Juanda, Solo. Foto : Ichwan Gembeng Prihantono/Radar Solo/JPNN
Perayaan Imlek tinggal dua pekan lagi. Di Solo, Jawa Tengah, Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), organisasi komunitas Tionghoa tertua yang masih eksis di Indonesia, merayakan dengan cara agak berbeda. Apa kunci sukses organisasi itu sehingga bisa eksis hingga 77 tahun?

LEO TEJA KUSUMA, Solo

PULUHAN anak berusia belasan tahun memasuki Gedung Gajah yang berlokasi di kawasan Jalan Juanda, Solo. Dari pakaiannya, dobok, anak-anak sedang berlatih olahraga beladiri taekwondo.

Meski gedung legendaris itu markas PMS (d/h Chuan Min Kung Hui), kebanyakan di antara mereka berkulit sawo matang. Hanya beberapa yang berasal dari etnis Tionghoa. Begitu masuk gedung, anak-anak tersebut langsung menuju bagian belakang.

Berbeda dengan Gedung Gajah yang masih mempertahankan arsitektur lama, gedung latihan dan kantor utama Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) yang berlantai dua itu sudah direnovasi layaknya gedung modern. Ruangannya ber-AC dengan kursi nyaman, dilengkapi meeting room berkapasitas 50 orang. Gedung Gajah dan gedung baru di belakangnya menempati areal sekitar 3.800 meter persegi yang tanahnya berharga Rp 1,4 juta per meter persegi.

Perayaan Imlek tinggal dua pekan lagi. Di Solo, Jawa Tengah, Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), organisasi komunitas Tionghoa tertua yang masih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News