Konflik Manusia dengan Satwa Liar Masih Berlanjut di Kerinci

Konflik Manusia dengan Satwa Liar Masih Berlanjut di Kerinci
Salah satu pondok yang dirusak beruang. Foto: Dedi/jambiekspres/jpg

“Kita berharap pihak terkait cepat turun, untuk menangkap dan mengusir dari pemukiman warga, dengan adanya beruang berkeliaran di pemukiman warga menjadi resah," pungkasnya.

Tokoh masyarakat setempat yang juga Ketua Karang Taruna Kabupaten Kerinci, Muhammad Hanil mendesak pihak BKSDA untuk segera menyikapi persoalan beruang itu.

“Jangan sampai nanti masyarakat dengan terpaksa memburunya, sehingga masyarakat justru kena pidana karena melanggar UU Kemudian beberapa hari berturut-turut berikutnya beruang tersebut diakui warga sering berkeliaran dipemukiman warga. hewan,” ujarnya.

Dia mengatakan, pihak BKSDA tentu tahu cara menangkap beruang itu untuk dipindahkan ke hutan yang jauh dari perkampungan penduduk.

Kepala Desa Pulau Pandan, Syamsul Bahar dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. "Kami sudah mendapatkan laporan warga, benar mereka melihat Beruang berkeliaran didekat pemukiman.” Sebutnya.

Syamsul mengatakan sejauh ini belum ada kerugian yang ditimbulkan akibat dari peristiwa ini. Namun melaluinya selaku Kades setempat warga berharap pemerintah dapat menanggani cepat peristiwa ini.

Sementara itu, Kepala KPHP Kerinci, Neneng Susanti dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Pihaknya telah mendapatkan laporan dari masyarakat terkait dengan adanya beruang masuk pemukiman warga.

Dia mengatakan beberapa hari ini memang sedang marak adanya beruang masuk ke perkampungan serta ladang warga, tak hanya di pulau Pandan, namun di desa - desa lain serta Kabupaten lain juga.

Konflik antara satwa liar dengan manusia masih terjadi di Kabupaten Kerinci, Jambi. Setelah sebelumnya beruang menghantui petani di Tanjung Pauh, kali ini warga dua desa di Kecamatan Bukit Kerman, diresahkan dengan kehadiran beruang yang masuk perkampunga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News