Konflik Nelayan Tradisional Vs Nelayan Trawl Kembali Memanas, Warga Blokir Jalinbar

Konflik Nelayan Tradisional Vs Nelayan Trawl Kembali Memanas, Warga Blokir Jalinbar
BLOKIR JALAN : Kondisi pemblokiran jalan Desa Lubuk Tanjung sebagai aksi protes atas pengejaran empat nelayan tradisional di Bengkulu Utara. Foto : shandy/rb

jpnn.com, BENGKULU - Konflik nelayan tradisional dengan nelayan trawl di Bengkulu yang terjadi sejak Jumat (5/4) lalu hingga Minggu (7/4) ternyata masih berlanjut.

Terbaru, Minggu (7/4) pagi masyarakat desa dan nelayan Kecamatan Air Napal memblokir Jalan Lintas Barat (Jalinbar) di Desa Lubuk Tanjung sekitar 30 menit.

Hal ini terjadi karena ada informasi jika empat kapal tempel nelayan Lubuk Tanjung dikejar kapal nelayan trawl, Minggu (7/4) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

Pemblokiran jalan ini sempat memacetkan lalu lintas Jalinbar Bengkulu Utara – Mukomuko atau Sumbar – Bengkulu. Mereka menuntut perhatian dari pemerintah Provinsi terkait konflik tersebut.

Baca Juga : Nelayan Tradisional Bentrok dengan Nelayan Trawl di Bengkulu

Tak hanya itu ada kelompok nelayan yang berniat mendatangi pelabuhan Pulau Baai sebagai tempat nelayan modern.

Untungnya polisi dan TNI segera turun ke TP dan menenangkan massa. Penutupan jalan yang sempat membuat kemacetan tersebut akhirnya bisa diurai.

Kades Lubuk Tanjung Fauzul Kabir menuturkanempat nelayan dengan masing-masing satu kapal memancing dikejar kapal besar trawl di tengah laut sekitar kedalaman 20 m atau 3 mil dari daratan.

Konflik nelayan tradisional dengan nelayan trawl di Bengkulu yang terjadi sejak Jumat (5/4) lalu hingga Minggu (7/4) ternyata masih berlanjut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News