Kongres Dawet

Oleh: Dahlan Iskan

Kongres Dawet
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Oh... Maksudnya begitu.

Baca Juga:

Tidak hanya demo yang berlanjut. Corat-coret di pagar-pagar dan tembok kian banyak. Di seluruh kota. Terutama di dekat-dekat kantor polisi. Kian hari kian meluas. Bunyinya mirip-mirip: usut tuntas.

Ditambah kata ACAB di sana-sini.

Demo Aremania ini berbeda dengan demo ormas atau buruh. Tidak ada teriakan-teriakan menghujat. Tidak ada orasi. Demo Aremania ini lebih mirip unjuk duka. Marahnya di dalam hati. Bahkan pada demo pertama dulu lebih simbolis.

Hari itu mereka juga menuju Balai Kota. Berkumpul di halaman kantor wali kota. Mereka menunggu kedatangan sang wali kota. Dalam diam.

Begitu wali kota muncul, mereka serentak membalik badan, membelakangi wali kota.

Mereka tidak marah ke wali kota. Itu hanya simbolis agar wali kota segera mengeluarkan sikap.

Setelah wali kota mendukung dilakukannya usut tuntas, para pedemo membalik badan lagi menghadap wali kota.

Kalaupun akan ada KLB PSSI, Dahlan Iskan usul: peserta kongresnya ditambah satu orang: ibu penjual dawet di depan pintu 3 Stadion Kanjuruhan itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News