Kongres PSSI Ulangan Bisa Tetap Ricuh

30 Juni Batas FIFA, Presiden pun Diharapkan Turun Tangan

Kongres PSSI Ulangan Bisa Tetap Ricuh
DILIPUT - Sejumlah besar wartawan peliput Kongres PSSI 20 Mei di Hotel Sultan, Jakarta, meski hanya bisa menyimak dari luar ruangan. Foto: Dok. JPNN.
Tapi ternyata, kesempatan kedua yang diberikan FIFA itu sepertinya hanya dipandang sebelah mata oleh pendukung George Toisutta-Arifin Panigoro. Dalam press conference yang digelar di salah satu mall di Jakarta kemarin sore, Saleh Mukadar, salah satu anggota tim sukses George-Arifin mengatakan Sepp Blatter berkomentar seperti itu karena dia menerima masukan dari Thierry Renegass (Direktur Pengembangan dan Keanggotaan FIFA) yang selama ini dituding banyak berpihak kepada status quo.

"Proposalnya begitu, ya itu yang diterbitkan. Tapi Sepp Blatter akan mendapat info yang lebih komplet dari dua perwakilan kami Pak Farid Rahman dan  hadi Basalamah yang rencananya malam nanti (tadi malam, Red) akan bertemu langsung dengan Sepp Blatter," kata Saleh Mukadar.

:TERKAIT Mengenai putusan FIFA tentang tidak adanya sanksi kepada Indonesia menurut pendukung George - Arifin sebenarnya karena sidang Exco FIFA memang tidak mengagendakannya. Itu karena memang tidak ada pelanggaran yang dilakukan peserta pada kongres 20 Mei lalu.

Pendukung George-Arifin yang selama ini dikenal dengan sebutan kelompok 78 (K78) itu menilai ketiadaan sanksi itu bukan karena upaya orang seorang. Menurut K78, yang terjadi justru  pelanggaran Statuta PSSI oleh Komite Normalisasi (KN) yang menolak melakukan roll-call, menolak melakukan voting secara terbuka sesuai statute PSSI dan memberikan waktu bicara kepada peninjau dari FIFA. Intinya, K78 tetap ngotot akan menggolkan duet George-Arifin apapun risikonya.

JAKARTA - FIFA akhirnya merilis keterangan resmi soal PSSI yang diberikan kesempatan terakhir untuk menggelar kongres paling lambat 30 Juni mendatang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News