Kongres Sampah di Jateng jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Dia menambahkan sesuai hasil masing-masing komisi dalam Kongres Sampah yang dihelat dua hari ini, tercetus agar pengelolaan sampah dimulai dari yang terkecil lebih dahulu.
Dalam hal ini, dari rumah tangga. Mengingat terbesar produk sampah dari rumah tangga.
"Perlakuan dari rumah tangga dalam mengelola sampah. Sampah dari yang terkecil lebih dulu. Kalau yang terkecil sudah tertangani seperti yang kecil dijadikan pupuk. Dari yang terkecil rumah tangga ke RT, mungkin bisa menjadi bank sampah kecil di RT. Kemudian sampai ke kelurahan bisa juga menggunakan ini," imbuhnya.
Peserta Kongres Sampah Deden Lesmana asal Cirebon Jawa Barat mengaku kegiatan Kongres Sampah yang dihadirinya ini akan menjadi contoh untuk diterapkan di wilayahnya.
"Kami dari keluarga Keraton Cirebon ingin melakukan kegiatan ini. Tidak hanya Cirebon, di Jawa Barat juga. Dengan kegiatan sepeeti ini masyarakat lebih merasakan bahwa sampah ada komunitasnya," kata Deden.
Sebab, mengembalikan wilayah menjadi lebih baik lagi, atau kembali gemah-ripah loh jinawi kerto raharjo adalah dambaan leluhurnya.
"Kondisi sampah sudah terlalu banyak dibandingkan jumlah penduduk," ucapnya.
Perwakilan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Jateng Suyanto mengatakan Kongres Sampah ini adalah hal bagus karena para pemulung bisa mengetahui kegiatan pengelolaan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat hadir dalam Kongres Sampah di Klaten mengapresiasi kegiatan itu.
- Peringati Hardiknas 2025, Ahmad Luthfi Berikan Beasiswa kepada 1.100 Anak Tidak Sekolah
- Gubernur Luthfi Jamin Perlindungan Program Pembangunan Desa
- 3 Maskapai akan Buka Rute Internasional Via Bandara Ahmad Yani, Luthfi: Mendongrak Pariwisata & Investasi
- Ganjar Pranowo Tanggapi Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa
- Pemprov Jateng Usulkan Gunung Slamet Jadi Taman Nasional Demi Konservasi Lingkungan
- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Luncurkan Program Kecamatan Berdaya