Gunung Agung Erupsi

Konon Logistik Aman, Nyatanya Pengungsi Harus Keluar Duit

Konon Logistik Aman, Nyatanya Pengungsi Harus Keluar Duit
MENANTI LOGISTIK: Pengungsi asal Dusun Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana mengungsi di Banjar Kebon, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen belum mendapat bantuan logistik hingga Jumat (1/12). Foto: I Made Mertawan/Bali Express

“Tapi sampai sekarang tidak ada pasokan,”  ucap pengungsi bernama Sumerti.

Salah seorang warga bahkan mempertanyakan pernyataan pemerintah yang begitu yakin stok logistik aman. Padahal, katanya, faktanya tidak demikian.

“Beberapa kali nonton di TV, katanya logistik aman. Kenyataannya kami tidak dapat. Sampai di mana amannya, kami tidak mengerti,” ujarnya.

Pengungsi di Balai Banjar Sukahat, Desa Lokasari juga mengeluhkan yang sama. Mereka juga dari Dusun Sukaluwih.

“Mengandalkan beras sisa status awas sebelumnya,” tutur pengungsi bernama Komang Sineb.

Untuk kebutuhan makan, pengungsi di Balai Banjar Sukahat membeli bahan pangan dari uang sendiri. “Seperti saya, beli lauk untuk makan bersama bapak dan keluarga. Warga lainnya beli sendiri-sendiri juga,” jelas Sineb.

Kebutuhan itu sudah disampaikan ke aparat desa di sana. Namun, hingga kemarin (1/12) belum ada kiriman. “Baru dapat gas LPG saja,” sebut Sineb.

Para pengungsi itu berharap pemerintah melihat langsung kondisi mereka. Kini, mereka menganggur, tapi harus mengeluarkan uang untuk membeli makan di pengungsian.

Klaim para pejabat bahwa pasokan logistik untuk pengungsi korban Gunung Agung di Bali dijamin aman ternyata berbeda dengan kenyataan di lapangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News