Kontak Senjata Terus Terjadi di Papua, Dua Aparat Keamanan RI Tewas

Kontak Senjata Terus Terjadi di Papua, Dua Aparat Keamanan RI Tewas
Kontak senjata antara aparat keamanan Indonesia dengan kelompok separatis Papua Merdeka di kawasan sekitar pertambangan Freeport beberapa hari terakhir menyebabkan ratusan warga sipil mengungsi ke Timika. (Istimewa)

Penembakan yang terjadi di sekitar wilayah pertambangan Freeport ini diduga dilakukan oleh kelompok separatis yang oleh Pemerintah Indonesia disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Menurut catatan ABC, setelah melakukan konsolidasi ditahun 2014, kini gerakan Papua Merdeka bersatu menjadi United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).

Sayap politik ULMWP secara aktif melakukan upaya diplomasi di berbagai negara, termasuk di forum PBB, sementara sayap militernya tergabung dalam West Papua National Liberation Army atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Jubir TPNPB Sebby Sambom sebelumnya mengklaim lima orang aparat keamanan Indonesia tewas dalam serangan Senin pagi tersebut.

Sebelumnya pada 29 Februari 2020, salah satu kendaraan dinas Kodim Jayapura juga ditembaki oleh kelompok separatis.

Menurut Dandim Jayapura Kolonel Jerry Simatupang, saat itu anggotanya sedang mendistribusikan bahan bangunan untuk kegiatan pembangunan di Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom.

Kolonel Jerry yang dikutip media setempat menjelaskan, dua anggota TNI mengalami luka-luka karena serpihan kaca akibat tembakan yang mengenai kaca depan dan tembus ke kaca belakang kendaraan tersebut.

Warga sipil mengungsi

Sementara itu, sebanyak 917 warga sipil dilaporkan telah mengungsi ke kota Timika, setelah terjadi kontak senjata antara aparat keamanan dan kelompok separatis di daerah dekat tambang Grasberg yang dioperasikan oleh Freeport-McMoRan Inc.

Kontak senjata antara kelompok separatis Papua Merdeka dengan aparat keamanan Indonesia masih terus terjadi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News