Kontras Dorong Petani Berani Bentrok

Kontras Dorong Petani Berani Bentrok
Kontras Dorong Petani Berani Bentrok
JAKARTA -- Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendorong petani untuk tidak nyiut nyali dalam upaya mempertahankan lahan seluas 46,11 hektar di Desa Saentis. Kontras juga mendorong para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapokta) Manunggal untuk berani bentrok dengan personil Brimob Polda Sumut, jika kesatuan elit di kepolisian itu hanya berpihak kepada PTPN II, Sumut.

"Masyarakat pemilik lahan sendiri harus berani konflik, maju terus, terus pertahankan lahan yang sudah diputuskan secara hukum menjadi milik mereka," ujar Sekjen Federasi Kontras, Ruslan Purba kepada JPNN, kemarin (3/3). Dijelaskan Ruslan, cara yang frontal memang harus dilakukan para petani. Menurutnya, memang bukan hal yang mudah untuk menghadapi investor, baik BUMN maupun swasta, dalam soal sengketa lahan. Pasalnya, negara, melalui aparat keamanan, akan lebih berpihak kepada investor, bukan melindungi masyarakat.

Hanya saja, lanjut Ruslan, jika petani pantang menyerah, maka lambat laun akan menjadi perhatian publik secara luas. "Kalau terus ada tekanan, maka akan bisa muncul perubahan kebijakan sektor perkebunan atau kehutanan," ujar Ruslan.

Keterlibatan aparat Brimob dalam kasus sengketa lahan ini, lanjut Ruslan, menunjukkan memang belum ada perubahan pola negara dalam menghadapai masyarakatnya. Polisi menjadi alat penopang investasi BUMN atau pun swasta. "Mereka selalu berhadap-hadapan dengan masyarakat, bukan mengayomi masyarakat," cetusnya.

JAKARTA -- Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendorong petani untuk tidak nyiut nyali dalam upaya mempertahankan lahan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News