Kopi Asal Indonesia Disukai di Australia, tetapi Volume Produksi Masih Mengecewakan

Kopi Asal Indonesia Disukai di Australia, tetapi Volume Produksi Masih Mengecewakan
Keluarga petani kopi di wilayah utara New South Wales, Willem, Rebecca, John, dan June Zentveld. (ABC Landline: Halina Baczkowski)

Ia mengatakan untuk bisa bersaing, maka petani kopi Australia haruslah berinovasi dalam mekanisasi panen dan pengolahan.

"Kami tidak mampu membayar tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga perlu mamanfaatkan peralatan," jelas Rebecca.

Rebecca dan suaminya John mengembangkan usaha kopi ke model "crop to cup" atau dari hasil panen ke cangkir kopi, setelah mengalami penjualan biji kopi saja tidaklah menguntungkan.

Petani kopi lainnya, seperti keluarga MacLaughlin di Far North Queensland juga semakin kreatif dengan produk mereka.

Keluarga ini melakukan eksperimen dengan kopi fermentasi dan berkarbonasi, serta menggunakan limbah kopi untuk membuat berbagai produk untuk lulur tubuh.

"Industri anggur selalu mengembangkan cita-rasa, sehingga saya berharap industri kopi bisa mengikuti hal seperti itu," kata Candy MacLaughlin.

Budaya minum kopi bermula di kalangan orang Italia di Melbourne

Kopi Asal Indonesia Disukai di Australia, tetapi Volume Produksi Masih Mengecewakan Photo: Simon Brooks, yang berprofesi sebagai coffe taster, menyebut biji kopi produksi Australia sulit ditemukan di pasaran. (ABC Landline: Halina Baczkowski)

 

Budaya minum kopi di Australia, menurut Simon Brooks, pencicip kopi profesional yang dikenal dalam industri ini sebagai Q-grader, bermula dari kebiasaan orang Italia yang tinggal di Melbourne.

Warga Australia dikenal terobsesi dengan kopi, namun tidak sampai satu persen biji kopinya diproduksi dari tanaman kopi yang dibudidayakan di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News