Korban Jiwa Rusuh Myanmar Bertambah
Minggu, 31 Maret 2013 – 07:34 WIB
Situasi berangsur tenang dua hari terakhir sejak Presiden Thein Sein Kamis lalu (28/3) menyatakan akan menindak para perusuh. Thein Sein menyebut para pelaku kerusuhan itu sebagai oportunis politik dan ekstremis agama.
Pemerintah Myanmar juga mereaksi pernyataan seorang pejabat PBB soal keterlibatan negara dalam kerusuhan anti-Muslim. Utusan Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) di Myanmar Tomas Ojea Quintana menyatakan Kamis lalu (28/3) bahwa pihaknya menerima laporan soal adanya keterlibatan negara (pemerintah) dalam tindakan kekerasan di negeri tetangga Thailand dan Bangladesh itu.
’’Militer, polisi, dan aparat penegak hukum sipil lainnya hanya diam ketika terjadi kekejaman di depan mereka. Ini bisa menjadi indikasi keterlibatan langsung sebagian organ negara ada kolusi secara terselubung,’’ tuding Quintana.
Jumat lalu (29/3) pemerintah Myanmar membantah keras pernyataan Quintana itu. ’’Saya sepenuhnya membantah apa yang dikatakan Quintana terkait adanya keterlibatan alat negara dalam kekerasan tersebut,’’ tegas Ye Htut, jubir kepresidenan, lewat akun Facebook. ’’Sangat disesalkan bahwa Quintana mengomentari situasi yang terjadi saat ini hanya berdasar informasi sumber kedua tanpa mempelajari dengan benar kondisi di lapangan,’’ tambahnya.
YANGON – Korban konflik sektarian di Myanmar terus bertambah. Media pemerintah, Sabtu (30/3) melaporkan bahwa korban jiwa dalam kerusuhan di
BERITA TERKAIT
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah
- Populasi Korsel Menua Berpotensi Jadi Peluang Emas Indonesia