Korban Kapal Tenggelam Terombang-ambing di Laut 23 Jam, Makan Gabus Pelampung

Korban Kapal Tenggelam Terombang-ambing di Laut 23 Jam, Makan Gabus Pelampung
Yafet Dirong (kanan) dan Meidy, dua korban tenggelamnya KM Baku Sayang 03 bersama Kapolsek Rural Siau timur Iptu Tedi Malamtiga, pekan lalu di Sitaro. Foto: Steward Noho/Radar Manado/JPNN.com

"Saya saat itu juga sangat takut dengan gelombang tinggi dan ikan yang bisa saja menyerang saya. Belum lagi saya sudah lapar sehingga sempat makan gabus dari baju pelampung," tutur Meidy dengan nada tertatih-tatih.

"Saat makan gabus, rasanya tidak terasa sama sekali dan langsung saya telan," tambahnya.

Meidy yang terlihat masih trauma dengan peristiwa yang menimpa seluruh kru kapal KM Baku Sayang 03 tersebut, akhirnya menemukan seorang nelayan yang menggunakan perahu katinting.

Hatinya senang. Ada harapan hidup yang dirasakan. Ia pun sangat merasa senang dan memiliki harapan bahwa akan ada upaya penyelamatan terhadap teman-temanya yang lain.

"Setelah saya melihat ada perahu nelayan saya senang sekali, dan langsung berteriak tolong....tolong,... Sambil mengibas baju pelampung di udara, sampai nelayan tersebut menghampiri saya dan memberikan pertolongan," ujar Meidy.

Setelah sampai di daratan dan diketahui tempat penyelamatan dirinya pertama itu adalah pulau Buhias Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Sitaro.

Meidy langsung memberi kabar kepada nelayan yang menolongnya bahwa masih terdapat 10 orang temannya yang ada di kapsul kapal dan sedang terombang-ambing di laut lepas.

"Saya langsung bilang kalau teman teman saya banyak dan ada di kapsul masih di laut dan lainya terpisah entah di mana," terang Meidy.

Meidy Bukanusa (39) merupakan salah satu korban selamat tragedi tenggelamnya Kapal KM Baku Sayang 03 di perairan Tagulandang, Kepulauan Sitaro, Sulut,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News