Korban Pencabulan di Surabaya, Pendiam di Sekolah, Centil di Kampung

Korban Pencabulan di Surabaya, Pendiam di Sekolah, Centil di Kampung
Sejumlah pelaku pencabulan siswa SMP dihiadirkan saat gelar perkara untuk dimintai keterangan di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (12/5). Dari Delapan pelaku lima merupakan siswa SMP dan tiga masih duduk dibangku SD. Foto: Ahmad Khusaini /Jawapos

''Saya pernah menegur, saya tanya pakai bedak apa kok putih sekali. Eh dia menunjukkan bedak bayi,'' ujar Sang Guru lantas tertawa.

Namun, Wali Kelasnya mengaku tidak terlalu mengenal dengan 8 tersangka yang menyetubuhi muridnya tersebut. Hanya pelaku utama, AS, yang memang bersekolah di sekolah yang sama dengan Bunga. 

Bedanya, AS sudah menginjak kelas 3, sedangkan Bunga masih kelas 1. ''Saya pernah tahu dia (Tersangka, AS, RED), tapi tidak mengerti kalau perilakunya seperti itu. Di sekolah tidak ada hubungan yang mencolok dengan Bunga,'' terangnya saat ditemui Jawa Pos kemarin.

Keterangan pihak sekolah justru berbanding terbalik dengan keseharian Bunga di lingkungannya. Di rumahnya daerah Kalibokor Kencana, Bunga dikenal 'centil'. Hidup berdua dengan sang nenek, Bunga kerap kali keluar bermain dengan pria dibandingkan perempuan. 

Rumahnya yang tepat berada dibelakang kediaman AS, membuat Bunga terlihat sering keluar bersama tersangka utama itu.

Hal ini diungkapkan oleh ayah dari salah satu tersangka pencabulan berinisal HM. Kepada Jawa Pos, dia mengatakan Bunga sering terlihat bersama AS. Bunga juga lebih memilih bermain dengan teman-teman pria lainnya, seperti sepak bola dan cangkruk.

''Rumahnya dekat, pokoknya kemana-mana Bunga itu selalu sama AS dan teman-teman cowok lainnya,'' ujarnya.

Saat ditanyai perihal ibu Bunga yang mantan PSK, Ayah tersangka HM memilih bungkam. Dia hanya mengatakan dari kecil Bunga memang tinggal bersama sang nenek. Sepengetahuannya, ayah dan ibu Bunga cerai. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News