Korban Terbanyak dari 'Daerah Aman'

RSUP Dr. Sardjito Kewalahan

Korban Terbanyak dari 'Daerah Aman'
Sejumlah korban akibat awan panas Merapi dievakuasi dan di identivikasi di RS Dr Sardjito Jogjakarta. Korban selamat mengalamai luka bakar hebat. Sementara yang tewas kebanyakan dalam keadaan terpanggang. Foto: Boy Slamet/ Jawa Pos
Malam sebelum Merapi meletus, Gemuruh sangat kencang sehingga kaca-kaca jendela bergetar. Erna dan suaminya Ranto tidak tidur untuk berjaga-jaga. Ketika kondisi dirasa memburuk, Erna dan suaminya segera membawa kedua anaknya, ibu, bude, dan keponakannya untuk mengungsi ke Maguwoharjo. Apalagi saat itu sirene sudah berbunyi. "Saya sempat mengajak keluarga kakak kandung saya di Bronggang untuk mengungsi. Tapi saya tidak dapat kabar lagi darinya. Jadi kami turun duluan dengan menggunakan motor. Mobil ditinggal di rumah biar cepat," kata kepala sekolah SD Kiyanan 1 ini.

Setelah keluarganya hampir sampai di Lapangan Maguwoharjo, Ade Surya, anak kakaknya, menelpon. Kepada buliknya, Surya meminta tolong karena rumahnya terbakar dan seluruh anggota keluarganya masih berada di dalam. Keluarga Surya yang terdiri atas ayahnya, Kuncoro Budiwinarto, staf administrasi FH UGM, Ibunya Fitri Rasmiyati, saudara kandungnya, dan sepupunya, tewas tersapu awan panas. Surya selamat karena saat itu dia membungkus dirinya dengan kasur dan menutup mukanya dengan kemeja yang sudah dibasahi air. Dia juga mengenakan sepatu yang sudah dibasahi air sehingga kakinya tidak melepuh.

"Saat itu dia menelpon minta tolong kepada saya. saya kemudian mengontak polisi dan bilang ada yang perlu dievakuasi. Akhirnya Surya bisa ditemukan tim sar sekitar setengah jam setelah awan panas menggulung Argomulyo," terangnya. Luka bakar yang dialami Surya berada di bagian muka dan tangan. "Mukanya sedikit terbakar karena baju basah tidak cukup melindungi. Sedangkan tangannya melepuh karena memegang pintu yang terbakar untuk mencoba menolong ibunya," paparnya.

Surya adalah mahasiswa semester lima jurusan Pendidikan Geografi UNY. Keluarganya menunda mengungsi karena dititipi hewan qurban oleh orang-orang di sekitarnya. "Rencananya, orang-orang bergotong royong membeli hewan kurban. Ada tujuh sapi. Dan mereka masih bertahan karena merasa dititipi. Tetangga kanan kirinya sudah banyak yang mengungsi," imbuhnya. 

JOGJA- Korban letusan Merapi kembali berjatuhan. Setelah Merapi meletus Jumat (5/10) dini hari, hingga tadi malam sebanyak 102 orang dinyatakan meninggal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News